Monday, November 9, 2020

Membaca Kembali (dan Terpesona Kembali oleh) Manga Monster

Gue baru aja tamat baca manga berjudul Monster karya Naoki Urasawa untuk yang kedua kalinya. Dan kesan gue masih sama: this manga is a fucking masterpiece.

Sebenernya manga legendaris ini udah ada dari lama banget, di Jepang sana udah dari tahun 1994 sampai 2001. Tapi Monster baru diterbitin di Indonesia tahun 2003 oleh m&c comics dan tamat dalam 18 jilid. Setelah dipikir-pikir agak unik juga ya karena biasanya manga dengan tema dan genre seberat ini (crime, mystery, thriller, mature) diterbitin sama Level Comics — yang memang waktu itu bahkan belum ada, sih. Gue sendiri termasuk beruntung pernah baca ini karena kebetulan bacanya telat banget (kayaknya sekitar tahun 2014), itu pun hasil pinjam di rental komik. Sekarang manga-nya udah nggak diterbitin lagi di toko buku mana pun, rental komik tempat gue dulu pinjem pun udah nggak ada. Jadi untuk yang ingin berburu rilisan fisiknya, bisa coba di toko-toko buku bekas atau online marketplace.

Oke, balik lagi ke manga-nya. Secara garis besar, Monster bercerita tentang perjalanan panjang Kenzo Tenma, seorang dokter bedah asal Jepang yang sangat ahli, dalam mencari sosok 'monster' yang telah menghancurkan dan mempermainkan hidup banyak orang termasuk hidupnya — yaitu seorang pemuda karismatik bernama Johan yang pernah ia selamatkan nyawanya saat kecil. Tujuan Tenma satu: ia ingin mengakhiri hidup Johan dan menghentikan semua peristiwa buruk yang terjadi karena ulahnya. Seiring pencariannya, kita akan diperkenalkan oleh banyak karakter dan kasus pembunuhan yang ternyata semuanya bermuara ke satu orang, yaitu Johan tadi.

Chapter demi chapter, kita akan disuguhi berbagai konflik dan intrik yang menurut gue semuanya nggak ada yang nggak penting; entah itu yang bertujuan untuk menunjukkan character development, menceritakan motivasi karakternya, menjadi trigger ke cerita-cerita baru, atau mengungkap misteri di balik sosok Johan ini. Nggak ada yang namanya chapter filler. Beneran deh, membaca Monster rasanya seperti main puzzle. To see the big picture you need to carefully read each chapter; karena setiap chapter adalah kepingan puzzle-nya. Bacanya santai aja, ingat-ingat karakter dan kejadiannya karena kadang ada juga satu detail yang pernah disebutkan di chapter lama dan muncul lagi di chapter yang baru dibaca, dan bikin kita mikir, "ooooh, ternyata".

Salah satu chapter yang kayaknya perlu di-revisit mendekati ending manga-nya. Hehe

Karakter di manga ini memang banyak, tapi tenang, semua sudah dibikin se-memorable mungkin, at least menurut gue. Kerasa kok kalau karakternya dibuat bukan sekadar biar ada aja tapi sepenuh hati sampai pembaca pun bisa bersimpati sama ceritanya, walau cuma karakter minor. Kalo pun ternyata lupa, itulah aspek yang menurut gue bikin Monster ini worth it untuk dibaca ulang. Mungkin terdengar lebay ya, tapi menurut gue pribadi Monster adalah contoh manga — atau bahkan karya fiksi — yang punya character development dan tokoh antagonis terbaik. Yup, sampai detik ini gue masih liat Johan bertengger di list banyak orang sebagai salah satu anime/manga villain terbaik. Karakternya yang kompleks, enigmatik, nihilis, dan manipulatif memang bisa bikin orang ngeri sekaligus kagum. Setelah manga-nya tamat pun, pembaca mungkin masih akan memperdebatkan tentang motivasi Johan dan definisi siapa sebenarnya 'monster' dalam manga ini. Begitu juga dengan Tenma. Sebagai protagonis utama di sini, Tenma juga ditulis dengan baik dan likeable banget. Karakternya yang punya empati tinggi, menghargai setiap nyawa manusia, dan altruistik adalah kebalikan dari Johan. Seiring cerita, kita juga bakal ngeliat sendiri gimana Tenma udah mengubah nasib dan pemikiran banyak orang dengan prinsip dan moralnya. Pokoknya, baca sendiri aja ya. Nggak mau spoiler, nanti juga ngerti hehehe.

Johan, not your average bishounen character.

Apakah Monster juga dijejali banyak teori yang bikin mumet kayak di, let's say, Death Note? Jawabannya nggak. Yang awalnya agak bikin mumet ya paling itu tadi, harus inget-inget karakternya aja. Ceritanya sendiri sangat mengalir dan kalian nggak perlu terlalu pusing-pusing buat mikirin misterinya, karena kalian akan dibawa sendiri oleh ceritanya. Manga lain mungkin ada yang mengalami penurunan kualitas setelah arc tertentu, terlalu dragging, ada plot yang dirasa terlalu mengada-ada, kebanyakan plot armor atau deus ex machina, tapi nggak dengan Monster. Hingga akhir manga-nya pun, gue merasa semuanya dieksekusi dengan pas dan cukup make sense. Nggak realistis tentunya karena namanya juga fiksi, tapi tetap make sense dengan temanya. Ending-nya cukup memuaskan tapi juga cukup ambigu untuk didiskusikan. Naoki Urasawa memang jago dalam meracik cerita, nggak hanya di manga ini tapi juga di manga-nya yang lain. Hats off to him!

Untuk pencinta thriller dan misteri kayak gue, kalian akan sangat dimanja oleh manga yang page-turning ini. Bosen? Nggak akan. Kasarnya, Monster punya kombinasi yang seimbang antara action dan ngomong, misteri dan drama. Buat kalian pencinta sejarah juga mungkin akan suka sama manga ini karena memang Monster menyenggol tema sejarah yang beneran terjadi. Mengambil latar di Eropa terutama Jerman, Monster banyak menyinggung tentang Perang Dingin, keruntuhan Tembok Berlin, neo-nazi, polisi rahasia, komunisme, dan lain-lain. Lalu apakah manga ini gore? Jawabannya nggak, kecuali kalo ada darah doang udah kalian anggap "gore". Berhubung manga ini akan banyak action dan pembunuhan jadi ya siap-siap aja liat banyak darah, but nothing too graphic or violent kok. Monster juga banyak mengandung unsur dewasa dan sensitif seperti seks dan kekerasan terhadap anak, so read at your own discretion.

Kesimpulannya adalah: TOLONG BACA MONSTER!

Tapi kalo udah lama berkecimpung di dunia anime/manga, kayaknya kalian udah baca sih. Minimal baca karya Urasawa yang lain. Tapi untuk para fans-fans baru, inget: nggak ada kata telat untuk menikmati sebuah masterpiece, jadi silakan mulai baca Monster sekarang. Buat yang nggak suka anime/manga pun, kalo kalian cari series atau bacaan yang suspenseful, seru, dan mindblowing, gue sangat merekomendasikan Monster. Yang jelas, manga ini adalah salah satu all-time favorite manga gue bareng Ajin dan Fullmetal Alchemist yang juga pernah gue review.