Saturday, December 13, 2014

Orange, Shoujo Manga Penyejuk Hati

Seharusnya gue nulis tentang ginian di blog sebelah, tapi berhubung lagi males sok-sok nulis enggres (mungkin nanti bakal tetep gue bikin versi enggresnya di sebelah, sih) maka gue tulis disini saja yes. Yang nggak ngerti dunia perkomikan Jepang atau males baca racauan gue ya sekip saja.

Jadi begini.

Belom lama ini gue patah hati gara-gara pairing favorit alias OTP di komik shoujo favorit tidak terwujud di ending. Kapal gue karam lah pokoknya. Padahal gue sempet yakin endingnya bakal sesuai harapan, sedih plus bete banget kan tuh. Maka, demi mengobati kekecewaan gue, gue pun mulai nyari-nyari komik shoujo lain yang kira-kira bagus. Atau lebih bagus, deh.

Komik demi komik gue intip di portal manga online, belom ada juga yang menarik hati. Eh ada sih sebenernya satu yang bagus, tapi ya gitu, belom cukup.

Sampai akhirnya, beberapa hari lalu gue jalan-jalan ke Gramedia. Niatnya sih cari komik lokal idaman yang kabarnya bakal terbit di toko buku setempat, eh ternyata nggak ada. Gue pun ber-window shopping ria saja. Gue liat-liat komik yang covernya keliatan bagus, trus gue tengok isinya, siapa tau cerita sama artnya juga emang bagus, trus bisa gue baca di internet. (HEH) (jangan ditiru)

Lalu di bagian new arrival, gue nemu satu komik yang judulnya Orange, oleh Takano Ichigo. Gue lupa terbitan mana. Gambar covernya sih lucu, dan yang jelas shoujo manga. Tapi pas gue baca deskripsi cerita di cover belakangnya.. Kok agak nggak tertarik ya. Jadi ceritanya tentang seorang cewek yang mendapat surat dari dirinya di masa depan, 10 tahun lagi. Trus ceritanya dia mau mengubah masa depan gitu deh, entahlah. Tapi terus gue inget, seorang temen gueyang sama-sama penggemar shoujo manga dan seleranya cukup baguspernah ngerekomendasiin komik ini. Gue liat-liat isinya, wah gambarnya emang beneran bagus. Boleh juga nih. Gue pun memutuskan buat ngecek komik ini di internet pas pulang dari Gramedia. Kalo ternyata bagus, baru (mungkin) gue beli.


Gue pun nyoba baca Orange di portal mangascan. Ber-chapter-chapter kemudian, gue tersadar..

YA AMPUN KENAPA NGGAK GUE BELI AJA YA. TERNYATA KOMIKNYA BAGUS BANGET.

Ya maaf lebay. Tapi buat ukuran shoujo manga ini bagus banget. Nggak cheesy. Mungkin karena ada sisipan genre tragedy, kali ya? Jadi ada bagian yang emang cukup gloomy. Toh memang seharusnya gitu, gue bosen sama shoujo manga yang isinya unyu-unyuan aja. Dan kebetulan gue suka sama cerita-cerita yang potensial tearjerker, dan Orange ini, ya Rabb, cocok banget sama selera gue hehe.

Soal artwork? Hmm, sebenernya, style-nya sih masih lebih generik dibanding style dua mangaka favorit gue, Yamamori Mika sama Yamakawa Aiji. Tapi bagus kok! Pas gitu deh, nggak terlalu 'cling cling' ala shoujo manga pada umumnya. Gaya karakter-karakternya juga natural dan asik diliat. Nggak terlalu otaku, lumayan realistis hehe. Yang nggak biasa baca shoujo manga mungkin bisa mulai dengan baca ini.

Ngomong-ngomong soal karakter. Bisa dibilang, ini shoujo manga pertama dimana gue suka sama SEMUA karakternya. I mean it. Semua karakternya likeable. Susah lho bikin komik yang kayak gitu. Nggak ada tokoh nyebelin disini (tokoh antagonisnya pun wajar-wajar aja, nggak berlebihan), nggak ada tokoh yang menurut gue nggak penting, atau pairing yang gue harapkan tidak terjadi. Tapi karena suka secara merata ini, gue jadi belom ada tokoh yang bener-bener favorit sih. Paling pairing yang gue harapkan terjadi di akhir itu Naho x Kakeru, tapi kalo Naho x Suwa ya gapapa juga. Coba, mari kita bahas satu persatu karakternya.. Eh tapi takut kepanjangan, yaudah Naho cs aja ya.

Naho. Protagonis cewek utama di komik ini. Dari segi karakterisasi watak dan fisik sebenernya doi termasuk generik sihcenderung main aman, bukan protagonis cewek shoujo manga yang sok-sok beda dengan bersifat cuek, tangguh, dan semacamnya gitu. Tapi Naho juga bukan tokoh klise yang terkesan happy-go-lucky tapi gampang nangis, super clueless, dan disukai banyak cowok sementara doi blushing-blushing sendiri di belakang (well dia rada clueless dan pernah nangis sih, tapi masih dalam batas wajar kok). Naho bisa dibilang cukup lovable, gue suka sifat dia yang setia kawan dan pantang menyerah. Gue bisa relate sama tindakan-tindakan Naho, karena kalo gue memposisikan diri gue di posisi dia, ya emang itu yang akan gue lakukan.


Kakeru. Protagonis cowok utama #1. Satu kata yang bisa menggambarkan Kakeru: MELANKOLIS. Sumpah, gue baru nemu protagonis cowok utama yang kayak begini. Kakeru ini diceritakan diam-diam punya masalah pribadi yang berat, suka memendam perasaannya karena nggak mau bikin temen-temennya khawatir dan bikin suasana jadi muram. Akibatnya di beberapa scene dia jadi suka sok "aku rapopo" gitu hahaha. Kurang melankolis apa coba? Tapi tenang, Kakeru nggak selemah dan sesurem yang dibayangkan kok. Gue justru suka Kakeru yang cenderung kalem dan jago baca situasi. Di awal komik, diceritain kalo Naho cs beli roti. Naho pengen roti kare, tapi karena banyak yang mau juga dan rotinya cuma satu, Naho pun ngalah dan diem aja. Pas roti kare-nya jatuh ke tangan Kakeru, sama Kakeru malah dikasih ke Naho, karena ternyata dia bisa baca situasi dan tau kalo Naho sebenernya pengen roti yang itu. Naho pun jadi doki-doki. Huft. Oh ya, Kakeru ini bisa dibilang the center of the problem. Maksudnya? Ada deh, nanti spoiler lagi.


Suwa. Protagonis cowok utama #2 alias si "side guy". Bisa dibilang cowok terganteng di geng Naho cs, dan naksir sama Naho (namanya juga shoujo manga). Awalnya gue mikir "ah males banget nih pasti bakal ada drama-drama sama Kakeru buat ngerebutin Naho deh, pasti hubungan persahabatannya jadi tegang deh", EEEEH tapi pemirsa, tahukah anda, bahwa ternyata Suwa bisa menjaga perasaan dan orangnya sepertinya menganut azas "bros before hoes"? Spoiler: highlight space putih setelah kalimat ini kalo mau baca ya. Ya, intinya Suwa ngerelain Naho buat Kakeru, karena mereka berdua saling suka sedangkan dia cuma bertepuk sebelah tangan. Hal itu nggak bikin dia down dan nggak berpengaruh buruk sama persahabatan mereka, malah dia jadi support banget ke Kakeru dan Naho. Udah jago sepakbola, cakep, tinggi, setia kawan, dewasa, ramah, baik lagi. Pokoknya predikat Shoujo Manga's Best Guy dan Best Bro layak jatuh kepada Suwa, saingan sama Suna-nya Ore Monogatari lah ya. Maaf Kakeru, tapi sepertinya popularitas kamu layaknya Shishio (Hirunaka no Ryuusei) yang dibayang-bayangi Suwa/Mamura, deh.


Azu. Sahabat #1 protagonis cewek utama. Normalnya, gue nggak akan suka sama tokoh kayak Azu yang nggak gitu cantik tapi periang dan cerewet banget, cuma buat melengkapi protagonis cewek utama yang kalem--sekilas setipe banget sama Kaya Miyoshi-nya Bakuman, yang kebetulan juga gue nggak suka. Tapi tidak untuk kali ini, saudara-saudara. Azu sama sekali nggak nyebelin, dia bukan tokoh yang terlalu ganggu, terlalu naggy, atau terlalu posesif sama temen-temen dekatnya. Meski mungkin di geng Naho cs Azu berada di urutan terakhir tokoh yang gue suka, tapi tokoh Azu ini emang layak ada, bukan cuma tokoh sampingan penggembira. Men, baru kali ini gue baca shoujo manga yang tokoh-tokoh sahabat protagonis utama punya peran yang signifikan dan bukan sekedar pelengkap. Dan lagi, gue suka hubungan Azu sama Hagita dan berharap pairing ini beneran terwujud hehehe.


Taka-chan. Sahabat #2 protagonis cewek utama. Taka-chan mungkin tokoh cewek yang paling gue suka (maaf, Naho) karena pembawaan dan sifatnya yang cool dan bisa galak, tanpa harus terlihat memaksa. Kayaknya stereotip tokoh cewek di shoujo manga gini ya, protagonis harus yang polos, kalem, dan clueless, trus punya sahabat yang entah ceria banget atau tegas banget, atau keduanya. Gue lemah banget sama karakter-karakter cewek yang kuat dan tipe cool beauty kayak gini. Sama kayak anggota geng Naho yang lain, Taka-chan punya peran yang sama signfikannya. Gue suka adegan dimana Taka-chan berani marahin dan ngancem kakak kelas demi Naho <3 p="">


Hagita. Hmm.. Sebenernya gue bingung mengkategorikan dia apa, soalnya sama Suwa dan Kakeru kayaknya doi nggak terlalu deket--well deket sih, tapi nggak sedeket kayak Naho, Azu, dan Taka-chan gitu. Tapi Hagita masih termasuk geng Naho cs kok, dan menurut gue, dia juga penting (meski sejauh ini belom banyak keliatan perannya di cerita utama). Hagita ini tipe temen pendiem kurang populer dan cenderung jutek yang "hhh apaan sih lo pada" di saat teman-temannya berulah dan dia menolak untuk ikut-ikutan (meski ujung-ujungnya ikut dan seneng juga). Trus kalo diliat dari hubungannya sama Azu yang sering berantem, dia bisa dibilang tsundere hahaha. Tapi tokoh Hagita ini bisa dibilang penyegar karena sering berperan jadi comic relief. Dan ternyata Hagita kalo lepas kacamata jadi cakep lho. Nggak penting sih, ngasih tau aja.

..Intinya semua tokoh likeable, seperti yang sudah gue tulis sebelumnya. Menurut gue, sejauh ini Orange termasuk salah satu shoujo manga terbaik dalam mengangkat tema atau unsur persahabatan (contoh lain: Ore Monogatari dan Omoi Omoware Furi Furare). Nah, mari sekarang kita ngomongin cerita.

Dari segi cerita, ini jauuuh banget dari ekspektasi gue. Deskripsi ceritanya sih biasa aja, eh ternyata bagus banget! Awal baca padahal gue mengira "ah, lagi-lagi cinta segi tiga. Males banget", tapi ternyata nggak sekedar kayak gitu. Ceritanya agak kompleks dan nggak terlalu ketebak arahnya. Endingnya mungkin ketebak, tapi penyelesaiannya nggak ketauan. Baca komik ini agak mengingatkan gue sama anime AnoHana sih. Gue nggak mau spoiler banyak-banyak hehe, pokoknya siapin tisu aja karena unsur tragedi di shoujo manga ini cukup kuat. Oh ya, gue suka konsep "mengubah takdir" yang diusung disini. Cerita semacam itu yang terakhir gue temui ada di anime Mawaru Penguindrum, yang pada akhirnya jadi anime favorit gue. Kebetulan banget nih Interstellar abis keluar, soalnya di komik ini disisipin dikit konsep time traveling, time slip, time paradox, dan semacamnya. Selain bagian yang agak sci-fi itu, banyak hal-hal yang masuk akal disini. Banyak scene-scene yang menggetarkan sukma, meski belom sampe bisa bikin nangis, tapi cukup untuk bikin lo simpatik sama tokoh-tokohnya. Selama baca, suasana hati gue ganti-ganti gitu, antara mode "awww" dan mode "huhuhu". Feels banget deh! Tapi tenang, ceritanya bukan tipe cerita yang ngeselin, yang bikin gregetan akibat kebodohan tokohnya semacam "argghhhh kenapa sih si A nggak nembak nembak?!" atau "duh kok mereka nggak bisa baikan siiiiih" kok. Di komik Orange ini, lo juga akan diajarkan bahwa cinta nggak selalu harus tentang sepasang siswa siswi SMA yang dimabuk asmara dan jadian di bawah pohon sakura lalu berciuman.
Komiknya sendiri baru ada satu jilid di toko buku, sedangkan mangascan-nya udah sampe belasan chapter (itungannya udah sampe jilid kedua), nggak tau masih jauh dari tamat apa nggak. Tapi semoga kualitas ceritanya bisa dipertahankan sampai akhir dan semoga plotnya nggak jadi ngawur ya. Aaamiiin.

Overall, sejauh yang gue baca, komik Orange-nya Takano Ichigo ini gue kasih 9.5/10 hehehe. Gue jarang-jarang merasa harus baca ulang suatu komik, tapi komik Orange ini bikin gue pengen baca lagi dan lagi. Cocok buat yang pengen baca shoujo manga yang agak kompleks dan agak gloomy, tapi tetep menampilkan keceriaan genre school life dan indahnya genre romance :)

UPDATE: Orange kini ada adaptasi live action movie dan anime-nya lho! Komiknya yang terbit disini juga udah sampe jilid 3 kalo nggak salah, bahkan yang online udah tamat. Endingnya mantap.

Tuesday, December 9, 2014

Sedikit Tips Buat yang Tertarik Sama Anak FSRD

Oke, gue geli ngetik judulnya. Any better, subtle suggestions? :))

Sejauh yang gue amati, baik dari hasil observasi via medsos maupun hasil dari ngobrol langsung, banyak orang awam yang merasa kalo anak-anak FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain; anggep aja mahasiswa seni dan desain in general ya) itu out of their league lah, susah dideketin lah, apa lah--intinya mereka merasa susah buat ngegebet anak FSRD karena satu dan lain hal.

Nih contohnya. Cewe cantik super artsy yang out of my league? Ah kamu bisa aja.
(Sumber: medsos)

Gue nggak bisa menyangkal hal ini sepenuhnya, karena gue akui, emang anak FSRD lebih sering bergaul sama sesamanya. Boro-boro pacaran sama anak non-FSRD deh, berkegiatan di luar lingkungan FSRD aja kayaknya jarang banget--at least itu yang gue rasain di kampus gue ya. Kekeluargaan anak FSRD memang bisa dibilang cukup kenceng, entah karena sistem kaderisasi atau sistem kuliah mereka, ditambah lagi mungkin (mungkin lho ya) banyak dari mereka yang merasa kurang nyaman atau kurang cocok bergaul sama anak non-FSRD karena perbedaan kultur, cara berpikir, pola perilaku, dan lain-lain. Kepribadian mereka yang kadang cenderung unik dan berjiwa bebas tentunya lebih dihargai dan dipahami di lingkungan sesama FSRD. Jadi jangan jiper duluan, anak FSRD jarang bergaul ke luar bukan karena sombong kok.

Gara-gara itu, maka anak FSRD pun seringnya cinlok. Tapi tenang, nggak semua kayak gini kok. Ada juga pastinya yang punya circle di luar lingkungan fakultas sampe punya pacar non-FSRD, termasuk gue hehehehe, meski jumlahnya emang bisa diitung jari sih. Pokoknya jangan khawatir, karena gimanapun anak FSRD juga manusia yang bisa luluh karena cinta (aseeeek), mereka cuma butuh penanganan 'ekstra'. 

Nah, kalo kamu bukan anak FSRD tapi pengeeen banget ngegebet anak FSRD, atau kamu baru mulai pacaran sama anak FSRD dan pengen langgeng nih, ada beberapa tips dan trik yang perlu kamu perhatikan dan terapkan! Antara lain..

Temukan mereka duluan.
Maksudnya apa nih?
Gini, berhubung anak FSRD jarang yang main 'keluar sangkar', maka bakal susah kalo kamu cuma mengharapkan mereka buat dateng ke lingkungan kamu duluan. Jadi gimana kalo kamu yang 'nyamperin' mereka duluan? Nyamperin disini bukan berarti kamu ujug-ujug dateng ke gedung kuliahnya terus ngajak kenalan ya, maksudnya kamu bisa perlahan 'nyusup' ke dunia mereka. Contohnya, rajin-rajinlah dateng ke acara atau pameran mereka atau yang berhubungan dengan bidang mereka, karena kemungkinan bakal sering ketemu. Atau lebih bagus lagi, kalo kebetulan acara mereka ngadain outsourcing ke luar fakultas, daftar aja jadi panitianya! Dijamin chance buat (at least) dapet kenalan anak FSRD jauh lebih gede. Kamu juga bisa mulai dari anak FSRD yang kebetulan udah kamu kenal duluan, misalnya temen se-SMA kamu yang sekarang kuliah di FSRD. Sering-sering aja nimbrung ngobrol waktu jurusan dia bikin acara. Kalo kamu cukup menarik atau, ehem, 'lucu', niscaya kamu bakal di-notice duluan sama temen-temennya. Atau kalo lebih frontal sih minta kenalin ke temen sejurusannya yang single dan available, hehe. Selain itu, solusinya kamu juga bisa ikut circle yang nggak terikat sama himpunan, contohnya ikut kepanitiaan acara yang skalanya satu kampus atau ikut unit kegiatan mahasiswa, karena biasanya circle-circle semacam ini beranggotakan orang-orang dari berbagai fakultas dan jurusan, salah satunya FSRD, meski demografinya mungkin nggak sebanyak anak dari fakultas atau jurusan lain.

Dateng ke Pasar Seni kemaren? Sip banget. Jadi panitia? Lebih sip lagi. Dijamin lancar jodoh.
(Sumber: fanpage fb Pasar Seni ITB 2014)


Perbanyak khazanah pop culture kamu.
Karena berkutat di dunia seni, jadi nggak salah kalo mereka menyukai produk-produk pop culture seperti musik, buku, dan film yang masih termasuk karya seni. Jadi, biar nggak ketinggalan dan nyambung kalo ngobrol, nggak ada salahnya kalo kamu memperluas wawasan tentang pop culture. Banyak-banyak dengerin musik baru (hint: kamu bisa nemu banyak di last.fm), biasain buat baca buku selain teentlit atau novel serial populer yang difilmin, atau nonton film-film yang (at least) masuk top 250 versi IMDb. Nggak usah langsung lompat ke yang indie-indie atau obscure gitu; jangan kira semua anak FSRD itu udah pasti hipster dan nggak mau ngonsumsi hal-hal yang mainstream. Kalo udah nemu mutual interest di bidang pop culture, dijamin obrolan kalian bakal mengalir dengan sendirinya. Makanya jangan lupa buat cari tau jenis musik, buku, atau film kayak apa yang disukai gebetan kamu itu. Kalo udah paham selera dia, kamu bisa ngasih hadiah murah meriah tapi berkesan banget kayak contohnya mixtape buatan sendiri (hint: cek 8tracks buat referensi), buku sastra jadul yang udah lama dia cari-cari dan bisa kamu dapetin dengan harga miring di pasar buku bekas kayak Palasari atau Kwitang (dan bisa juga kamu ajak nyari bareng biar ala AADC gitu), atau ajak maraton film klasik yang genrenya dia suka. Buat anak FSRD, selera musik, buku, atau film yang bagus adalah nilai plus banget lho. Sebenernya selera fashion juga nilai plus sih, coba liat aja gaya berpakaian anak-anak FSRD yang rada beda sama anak-anak kuliahan pada umumnya. Lagian kalo style kamu oke, pasti mereka bakal lebih cepet notice kamu. :P

Kayak Rangga dong, bacanya Aku - Chairil Anwar. Pantes Dian Sas--eh Cinta klepek klepek.
(sumber: blog orang)


Meremehkan kerjaan mereka is a BIG NO NO.
"Lo UAS ngapain sih? Gambar doang? Enak banget.. Gue aja mesti bikin laporan 50 halaman"
"FSRD kok osjurnya beda sendiri gitu sih? Emang apaan esensinya osjur kayak gitu?"

Ya, pertanyaan-pertanyaan semacam diatas adalah HARAM hukumnya buat ditanyain ke anak FSRD. Coba simak lagi paragraf kedua gue di postingan ini; mereka pasti bakal tersinggung dan merasa nggak dipahami, trus bisa aja ujung-ujungnya jadi males ngobrol atau bergaul sama kamu. Lah kalo ngobrol atau bergaul sama kamu aja udah males, gimana mau PDKT? Hayoooo. Ingat, dunia kalian memang pada dasarnya berbeda, dan kalian punya cara-cara masing-masing buat mengerjakan segala sesuatunya. Jangan pernah nganggep kerjaan dia gampang atau nggak jelas, karena kenyataannya kalo kamu di posisi dia pun belom tentu kamu bisa ngerjain, dan yakin aja kalo tiap kegiatan pasti ada manfaat dan bobotnya sendiri, sama halnya kayak kerjaan kamu. Jadi hormati aja kegiatan masing-masing dan hindari blunder semacam ini. Kalo emang niatnya basa-basi, carilah bahasa yang lebih aman kayak, "Oh, UAS lo gambar? Mau gambar apa nih rencananya? Boleh liat nggak nanti? Hehe" atau "Wah osjur FSRD emang unik banget ya, cerita dong kalian ngapain aja kemaren". Gitu kan lebih enak, ya nggak? :)
Oh ya, perlu diingat juga, jangan mentang-mentang lagi deket dan kamu menganggap kuliah dia nyantai, trus kamu langsung berharap dia mau bikinin logo band kamu atau gambarin muka temen kamu secara gratis yaaaa. Mereka 'kan juga bikinnya pake ilmu yang mereka pelajari bertahun-tahun, selain itu, kuliah mereka, peralatan serta perlengkapan yang mereka pakai juga tentunya nggak murah.

Mmm.. Tapi kan halal.. :(
(Sumber: propaganda POPCON 2014)


Kasih mereka space.
Seperti yang udah gue kemukakan sebelumnya, kekeluargaan anak FSRD cukup erat, dan mereka lebih sering berkegiatan di 'kandang' sendiri. Jadi jangan buru-buru kesel atau sedih kalo mereka kadang tampak sibuk di dunianya sendiri dan ninggalin kamu--mereka cuma butuh waktu buat melakukan kegiatannya; entah itu nugas, gawe, bikin acara, atau cuma sekedar bergaul sama temen-temen sefakultas dan sejurusannya. Jangan menuntut mereka buat harus terus-terusan menghabiskan waktunya sama kamu. Mereka sibuk terus bukan berarti mereka nganggep kamu nggak penting kok! Kamu mungkin tetap ada di prioritas dia, tapi urutannya setelah himpunan atau urusan akademis, hehe. Rata-rata anak FSRD juga berjiwa bebas, mereka nggak suka dikekang. (Well, siapa juga sih yang suka dikekang?)

Ya jangan marah kalo sms atau chat kamu nggak dibales, mungkin dia lagi sibuk makrab.. Atau makrabnya lebih seru daripada ngobrol sama kamu. Ups.
(Sumber: dok. temen waktu makrab FSRD 2011)


Jangan takut buat mencoba hal-hal baru dan buat acara jalan-jalan kalian nggak membosankan.
Sebagai orang-orang yang dituntut untuk berjiwa kreatif dan dinamis, tentunya anak FSRD bakal selalu mencari hal-hal baru yang menyenangkan dan nggak biasa, makanya mungkin mereka gampang bosen kalo dihadapkan sama rutinitas yang itu-itu aja. Tiap nge-date cuma makan malem, shopping, dan nonton film? Biasa banget! Nggak ada salahnya kalo sekali-kali kamu mencoba sesuatu yang agak out of the box, contohnya bikin surprise trip ke bukit atau gunung terdekat buat stargazing, wisata kuliner menyusuri sejumlah tempat makan kaki lima terenak di kota kalian, ngunjungin museum-museum atau pameran-pameran seni seharian, dan lain-lain. Inget, nge-date nggak harus selalu mahal kok. Apalagi anak FSRD banyak yang terkuras budget-nya buat beli peralatan kuliah mereka yang tentunya nggak murah, jadi mereka bakal appreciate banget kalo kamu bisa ngajak mereka nge-date yang asik dan nggak biasa tanpa harus keluar uang banyak.

Mungkin adegan 500 Days of Summer pas Tom sama Summer jalan-jalan ke IKEA bisa dijadiin inspirasi nih. Tapi berhubung di Indonesia IKEA baru ada satu, jadi ya.. Ke Informa aja lah ya. Atau ACE Hardware, deh. 


Jadilah orang yang berpikiran terbuka dan jangan sampai ada paksaan untuk saling fit-in di dunia masing-masing.
Jangan buru-buru bete waktu dia cuma garuk-garuk kepala pas diajak ngobrol soal sains di film Interstellar, ya. Gebetan kamu mungkin dulu anak IPS jadi nggak diajarin soal teori relativitas Einstein dan semacamnya. Atau dulu mungkin dia anak IPA, tapi berhubung pelajaran IPA hampir udah nggak dipake lagi selama dia kuliah, jadi dia banyak yang lupa. Coba posisikan diri kamu di tempat dia, dan bayangkan gimana pusingnya kamu waktu kalian dulu mengunjungi pameran seni kontemporer dan dia ngajak kamu buat diskusi soal karya-karyanya. Tiap individu punya keunggulan di bidangnya masing-masing. Mencoba mengerti atau mengenal dunia pasangan masing-masing itu bagus banget, tapi jangan paksakan dia untuk masuk dan langsung mengerti dunia kamu dan begitupun sebaliknya; kalo kamu merasa nggak nyaman sama ajakan-ajakan dia untuk masuk ke dunianya, bilang aja yang jujur. Bergaul sama anak FSRD terkadang berarti kamu harus rela berhadapan dengan teman-temannya (atau bahkan dia sendiri) yang, misalnya, bau asap rokok, belom mandi berhari-hari, dan menganut paham ateisme. Buat bisa menerima hal-hal yang masih dianggap nggak biasa di lingkungan masyarakat awam kayak gini, tentunya kamu harus berpikiran terbuka.

"Ni karya apaan ya kok kosong nggak ada apa-apanya?? Hmm.. Putih polos.. Sungguh karya subliminal yang subtil.. Foto dulu lach buat di-upload ke IG"
(Sumber: dok. Invisible: Art About the Unseen by Bruno Jakob. Hayward Gallery, 2012.)


Last but not least, jangan lupa buat kasih support buat mereka.
Alangkah enaknya kalo punya gebetan yang masih satu bidang apalagi sejurusan, karena kalian bisa dengan mudrah saling bantu kalo ngerjain tugas atau belajar bareng saat musim ujian tiba. Nah, gimana kalo gebetan kamu anak FSRD dan kamu bukan? Mau bantu nugas, takut malah ngerusak. Itupun kalo tugasnya bisa dibantu. Lah kalo gambar gimana? Harus dia yang ngerjain sendiri dong. Pas musim ujian pun, materi ujian dia sama sekali di luar kapabilitas kamu jadi kamu nggak bisa bantu ngajarin. Kamu pun sibuk belajar buat ujian kamu sendiri. Nah, karena susah buat saling membantu secara langsung dalam hal akademis, kamu cukup memberikan support dengan cara lain. Bisa dengan cara sesimpel kayak ngasih kata-kata penyemangat via chat atau sms, ngirimin gambar-gambar atau link-link lucu kalo dia lagi suntuk pasca brainstorming sama temen-temen sekelompoknya, ngebawain dia makanan waktu dia sibuk nugas di kosannya sampe lupa makan, nawarin tumpangan kalo dia mau cari bahan buat bikin tugas, dan lain-lain. Dan tentunya jangan lupa sama poin ketiga; kasih dia space ya kalo lagi sibuk hehe.

Contoh gambar penyemangat kalo si dia lagi putus asa ngerjain tugas.
(Sumber: koleksi pribadi. Iya.)


Yak, kira-kira itu aja poin-poin penting yang perlu diingat kalo kamu mau ngedeketin atau lagi macarin anak FSRD. Intinya siiih, saling pengertian dan open-minded aja. Jangan jadikan perbedaan kalian sebagai halangan, jadikan itu sebagai kekuatan dan poin unik dalam hubungan kalian! Berbanggalah karena disaat pasangan lain sibuk ngeluarin duit banyak buat bikin acara nge-date yang fancy, kalian cukup jalan-jalan asik di pasar barang bekas. Dan coba satukan keahlian kalian di bidang yang berbeda; kalo kamu anak Teknik Lingkungan dan dia anak DKV, misalnya, dia bisa bantu kamu buat bikin presentasi yang oke lengkap dengan modelling pake software desain atau dokumentasi video yang menarik waktu dosen kamu ngasih tugas buat mengkaji salah satu isu lingkungan. Kamu juga bisa bantu dia ngasih ide dan pandangan dari segi teknik dan sains saat dia ikut lomba buat bikin kampanye visual soal lingkungan atau bikin branding produk yang eco-friendly. Hal-hal simpel juga bisa diterapkan dalam sehari-hari; dia bisa bantu ngedekor ulang kamar kosan kamu atau sekedar milih kado yang bagus buat sahabat kamu. Kamu juga bisa bantu dia buat bikin struktur makalah yang benar atau sekedar bantu dia ngutak-ngatik gadgetnya pas lagi ngadat. Simbiosis mutualisme pokoknya. Keren, 'kan? :D

Pokoknya, jangan minder dan jiper duluan kalo mau ngedeketin anak FSRD. Kayak yang udah gue bilang di awal, anak FSRD juga manusia kok! Se-'beda' apapun dia, dia bakal tetep luluh kalo kamu bisa deketin dia dengan cara yang tepat. So, masih mau bilang anak FSRD out of your league? ;)

Saturday, November 22, 2014

PASAR SENI ITB 2014 IS ALMOST COMING!



PASAR SENI ITB 2014
23 NOVEMBER 2014 @ KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DAN SEPANJANG JALAN GANECA
08.00 - 18.00

PERFORMANCE:
Aku
Kita & Semesta
Aku dan Garuda
Manusia, Ruang, dan Waktu: Jam Manusia

WAHANA
Kotak Kontak
Fast Art
Semestarium
Museum Satu
Kompleks Karya Raya
Tak Kenal Maka Tak Sayang

155 STAND PRODUK
114 STAND MAKANAN
LEBIH DARI 50 SENIMAN DAN 5 GALERI

GUEST STARS
The Rollies
Matajiwa ft. Hari Pochang
Psychodiva by Amink
Kunokini

Littlelute
Bete-Boys
The Fox and the Thieves
Symphoni Polyphonic ft. Very Hot

L'Alphalpha
Leonardo and His Impeccable Six
Frigi Frigi

Ikkubaru
Bin Idris
Fruit & Salads
Jack Daniels
Imelda Rosalin
Kabilah Al Omni
Dedi & Friends
Tempa Karsa
Bandos

JANGAN TAKUT TERJEBAK MACET KE PASAR SENI! Hindari kemacetan dengan kesegarun:

FUN WALK & FUN BIKE
menuju
Pasar Seni ITB 2014

Start:
07.00 di Balai Kota Bandung

Finish:
08.00 di Pasar Seni ITB 2014 (Kampus ITB)

Daripada bawa kendaraan, lebih baik jalan-jalan. Jangan sampai kemacetan menghalangi kesempatan empat tahun sekali-mu menghadiri gelaran seni, desain, dan kriya terbesar se-Asia Tenggara!


Temukan juga Pasar Seni ITB 2014 di:
Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
Soundcloud
dan Situs Resminya

Sampai bertemu disana! :-)

Thursday, November 13, 2014

Halloween at Moola Mantra (Late Report)

Hari Jumat dua minggu lalu, tepatnya tanggal 31 Oktober 2014 ada pra-event Pasar Seni yang namanya Moola Mantra. Nah, berhubungan bertepatan sama Halloween, maka tema acaranya pun serem-sereman, bahkan banyak yang dateng pake kostum. Gue? Boro-boro kostum, ada baju buat dipake pergi aja alhamdulillah. *maklum anak kos, bajunya yang bagus dikit*
Berangkatlah gue dan Verol ke Lapangan Paskam, tempat Moola Mantra diadain. Kita sampe jam 8an gitu. Acaranya sih dijadwalin dari jam 18.00 sampe jam 22.00 WISR (Waktu Indonesia bagian SR, suka ngaret -red).

Ternyata acaranya rame bangeeet, meski yah emang mayoritas pengunjungnya panitia dan anak-anak FSRD juga sih. Tapi ini acaranya buat umum kok sebenernya. Eniwei, di Moola Mantra ini ada macem-macem stand dan hiburan. Ada stand ramal pake tarot, stand karikatur buat yang mau digambarin wajahnya, stand Golden Pot yang jual makanan dan minuman, stand merchandise, stand jualan barang-barang kerajinan kayak keramik, aksesoris bikinan anak SR sendiri, dan lain-lain. Hiburannya gue nggak terlalu merhatiin sih, tapi yang jelas ada performance art, musik, sama video mapping. Berhubung gue dateng telat dan pulang sebelom closing, jadi gue cuma liat perform musiknya. Begitulah. Gue di Moola Mantra kebanyakan cuma ngobrol-ngobrol, liatin (dan ngomentarin) orang-orang, foto-foto, nonton panggung bentar, udah.

Oh ya, kostumnya banyak yang lucu-lucu loh. Personal favorite gue (dan yang nggak gue duga-duga ada), itu kostum Frank dari film Frank (2014). Sayang nggak gue foto haha. Bajunya sih biasa aja, nggak Frank-Frank amat malah, tapi kepalanya itu mirip banget! Detail, proporsi, sama kerapihannya lumayan bagus. Sayangnya kurang gede aja, bajunya kurang Frank, dan nggak bawa gitar hehe *berat woi*. Ada yang jadi Rorschach juga, anti-hero favorit gue dari Watchmen, tapi sayang kurang bagus soalnya coat-nya nggak mirip :"
Selain itu yang gue liat ada Juno, Kinikkuman, tiga orang (iya, tiga orang) Kiki dari Kiki's Delivery Service, KKK, Snow White, ibu peri, penyihir, mumi-mumian, vampir-vampiran, cewe-cewe gothic yang tidak bisa diidentifikasi, orang-orang bertopeng, dan lain-lain.

Nih sebagai bukti keberadaan gue, foto bersama teman-teman hehehe.

bareng Red Riding Hood dan Kiki :>

bareng Wednesday Addams dan sekumpulan mas-mas nggak jelas 8))

rame-rame!

Nah gimana? Keliatan rame kan? Ini belom apa-apa lho, Pasar Seni nanti bakal lebih rame lagi! Penasaran? Follow dulu aja akun Pasar Seni ITB 2014 di Twitter dan Instagram serta like page-nya di Facebook!

Inget, seminggu lagi loh guys! Post khusus tentang Pasar Seni menyusul ;-)

Sunday, August 31, 2014

One Day in Spring

It was already in the middle of March.

Peggy carefully stepped outside, past the slippery porch stairs and driveway. The snowfall finally stopped; while the remaining snow melted under the brimming sun. But Peggy can still feel the cold air of Winter, that's why she decided to keep wearing her tangerine-colored cardigan.

A walk wouldn't hurt on this lovely afternoon, that's what she thought.

So she kept walking downtown. Her destination would be a small coffee shop located in the middle of the city, a small coffee shop that she always visit on colder days.

Halfway to the city, she decided to change the route, passing the other side of the neighborhood. It's actually faster to her destination, but Peggy never bother to try it because she hates unfamiliar places. She tends to get lost easily.. But not on this day.

She walked on a pavement next to a large park. The park was rather empty, only a few strolling elders and a small group of children busy playing with whatever left from the winter were in vicinity. She could hear a faint sound of birds chirping. Looks like Spring comes early for this park.

With nature guiding her, Peggy stepped into the park, her feet rustling among the wet grass, her eyes scanning through the thick trees. She took a deep sigh, feeling up the nature once again, with her senses.

And then she saw him.

A tall, slender, young man, wearing grey coat, with his back to Peggy. His wavy, golden-blonde hair was being swept back by the wind. Birds were chirping from the branches above him, as if they were excited by his presence. Peggy couldn't see the man's face, so she stepped closer.. And the man turned his head to hear.

He has this ethereal beauty that even Peggy, who has been working in the literary field for 8 years, couldn't describe it. The only thing that she could think of was that it's like his face was carved by the angels. No, he's the angel itself.

There was a pair of enticing blue eyes staring into Peggy's; probably with a little curiosity, or maybe hospitality, she wasn't sure. She was so flustered, so in confusion she averted her gaze.

If only we could speak, we would break this silence, the birds mumbled. To Peggy and and the man, the birds were chirping happily.

Guess what, Peggy? You're not the first lady to be enthralled by his presence.
But guess what, Peggy? You're the first lady that ever caught his attention.
The birds chirped. The winds blew softly. The melting snow fell down from the tip of the leaves.

After a brief moment of imaginary pep-talk, Peggy was finally able to keep her composure and bring herself to smile, and so did the man. A warm voice coming out from the man's lips. Hello, I am Peter.

Spring comes early for the park. Spring comes early for Peggy. At least, she started seeing blooming flowers.

(This short story was inspired from The Carpenters' song, Close To You. See the lyrics and video here. Sorry for the grammatical errors, feel free to correct them.)

Sunday, June 22, 2014

Semester 6 aka LIVING HELLHOLE

Yak walaupun nilai gue belom semuanya keluar, mari me-review apa-apa aja yang gue pelajari selama gue di semester 6. Dan seperti yang gue katakan di postingan review semester 5, third year of college is INDEED BUSY. Or I should say, it's a living hellhole for me. Kenapa? Mari disimak review gue.

Studio Dwimatra
Seperti semester lalu, gue melanjutkan studio Drawing, yang masuknya ke Dwimatra (2D). Semester ini agak beda, soalnya gue diajar sama dua orang dosen, yang satu masih agak muda, yang satu dosen senior. Dua-duanya belom pernah ngajar gue, seinget gue. Sistemnya juga beda, soalnya semester ini kita nggak ada yang namanya ngegambar di tempat. Jadi di awal perkuliahan mahasiswa disuruh beli satu sketchbook ukuran A3 yang masih kosong, dan sketchbook itu berfungsi sebagai semacam diari visual, pokoknya harus digambarin, nanti tiap pertemuan dicek. Jadi apa yang kita gambar disana bakal dianalisis, biar dosen tau kecenderungan gaya gambar kita, tema yang kita sukai, dan lain-lain. Pada semester ini emang kita dituntun buat eksplorasi gambar biar tau mana yang cocok buat kita, karena semester depan kan udah harus Pra Tugas Akhir. Sayangnya menurut gue kurang efektif karena seperti biasa, kuliahnya antara ada dan tiada. Jujur aja, keinginan gue buat menggambar di semester ini entah kenapa menurun banget, mungkin karena banyak pikiran dan beban tugas yang lain, jadinya gue jarang kuliah Studio dan pada akhir semester sketchbook gue pun cuma terisi dikit (bidangnya A3 pula, bingung). Karya gue juga cukup fail buat tugas akhir studio semester ini huhu, maaf ya pak dan mas dosen. Oh ya, jadwal studio ini masih sama kok, Senin Selasa, tapi kalo hari Senin jam 9, hari Selasa jam 1 siang. Agak strict juga dosennya, kadang lewat jadwal yang ditentukan nggak dilayanin huhu.

Tinjauan Seni
Jujur aja gue nggak inget apa yang dipelajari pas Tinjauan Seni karena kuliahnya sendiri diadain jam 8, jam-jam ngantuk...... Gue juga sering nitip absen kalo mager. Yang gue inget paling tugas UTS-nya yang menurut gue asik, disuruh bikin semacam instalasi yang merespon Gedung FSRD. Boleh gimana aja dan dimana aja, selama lokasinya masih di dalem Gedung FSRD. Nggak usah susah-susah dan nggak perlu asistensi, hehe. Ada yang masang lilin-lilin di tangga, ada yang masang cermin gede di Lapmer, ada yang ngebalut diri pake bubble wrap, macem-macem deh, rata-rata intuitif (baca: bikin seadanya, ngeles maknanya) dan sederhana, tapi lucu-lucu. Gue pun baru bikin dengan intuitif pas H-1, tapi untungnya dosennya muji-muji aja hehe. Yang jelas kuliah TinSen ini cukup selow karena dosennya sendiri yang terkenal selow dan baik kalo ngasih nilai. Tapi nilai gue masih T sih, doain aja berubah jadi A ya. :P

Nih karya gue, judulnya Strained. Apa coba maksudnya kursi diiket pake tali rafia?

Seminar I
NAH. Matkul ini adalah lanjutan dari matkul Metlit semester lalu. Kalo di Metlit kita disuruh nentuin suatu topik buat karya tulis dan bikin bab I-nya, nahhh di Seminar ini kita disuruh bikin sisanya. Iya, jadi bab II sampe selesai, dalam satu semester saja kawan-kawan. Berat? Tentu. Oh ya, disini tiap anak udah ditentuin siapa-siapa aja dosen pembimbingnya, jadi kuliahnya itu asistensi langsung ke dosen pembimbing masing-masing. Dosen pembimbing gue kebetulan adalah dosen studio gue semester lalu. Harusnya sih enak, tapi berhubung gue (dan anak-anak sebimbingan lainnya) suka prokras dan progress-nya agak lambat, jadi pernah dimarahin. Gara-gara itu gue jadi males asistensi sampe akhir. Karena nggak pernah asistensi lagi progress gue jadi ngadat, dan stuck di bab II sampe sekitar seminggu sebelum pengumpulan hahaha gila ya. Akhirnya dengan the power of kepepet, gue kelarin aja karya tulis gue tanpa asistensi. Udah dikumpulin sih, tepat waktu juga, tapi nilai masih T. Gue pasrah deh mau dikasih nilai berapa soalnya nggak maksimal juga dan udah nggak pernah asistensi lama, dapet C aja syukur deh, yang penting lulus.

Estetika II
Estetika II adalah lanjutan dari matkul Estetika yang pernah dipelajarin pas taun kedua, semester 3 kalo nggak salah. Yang dipelajarin juga nggak jauh beda, tentang teori-teori yang berkaitan sama estetika gitu deh, belajar sejarah seni juga. Dulu, gue merasa Estetika adalah salah satu matkul yang menyenangkan dan nggak susah, tapi semuanya berubah saat dosen yang ngajar bukan dosen Estetika pertama huhuhuhu. Dosen yang ngajar Estetika II ini ada dua orang, dua-duanya dosen matkul Sejarah Kebudayaan dan Sejarah Seni Rupa Barat yang pernah gue dapetin di semester-semester lalu. Kalo ngikutin review kuliah gue pasti tau deh kalo salah satu dosen yang ngajar ini beneran nggak enak; kalo ngajar bikin ngantuk, kalo ngasih soal sangat text book dan jawabannya panjang, kalo soal absen strict, kalo ngasih nilai juga pelit. Untungnya gue lulus matkul ini, meski nilai yang dikasih adalah nilai terjelek gue sejak masuk jurusan hehe.

Sejarah Seni Rupa Indonesia I
Nama lainnya Sejarah Seni Rupa Indonesia Lama. Dari judulnya kayaknya udah jelas ya apa yang dipelajarin hehe. Basically matkul ini mirip-mirip pelajaran Sejarah waktu gue di SMA dulu, belajar tentang peninggalan kebudayaan Indonesia lama, kayak candi, relik, gitu-gitu deh. Nah berhubung gue nggak suka Sejarah, materinya jadi nggak masuk di gue hehe. Untungnya dosennya masih baik, sempet ngasih semacam remedial buat anak-anak yang nilai ujiannya nggak bagus, open book pula.

Seni dan Ruang Publik II
Yak, lagi-lagi ini adalah salah satu matkul lanjutan dari semester lalu. Kalo di review semester lalu gue bilang bahwa Seni dan Ruang Publik I adalah Zonk of the Semester, maka harus gue akui bahwa matkul ini LEBIH ZONK LAGI. Well, I'll tell you why. Matkul ini lagi-lagi nyuruh kita buat bikin sebuah karya seni di ruang publik tertentu. Tapi bedanya sama yang semester adalah: 1. Kalo semester lalu lokasi karyanya indoor (di mall, kafe, rumah sakit, dll) dan cenderung statis, nah sekarang karya seninya lebih bersifat luas, fleksibel, dan outdoor (di jalan, di fasilitas umum, sekitar kampus, dll) 2. Kalo di semester lalu yang dikumpulin cuma sebatas maket, nah yang ini karyanya HARUS bener-bener jadi. 3. Selain HARUS bener-bener jadi, beda sama semester lalu yang kelompokan, nah semester ini kita SENDIRI-SENDIRI. SEREM NGGAK MZ, MB? Apalagi asistensinya cukup alot. Gue pun, kayak Seminar, pada akhirnya berhenti asistensi di suatu titik dan stuck sampe beberapa hari sebelum presentasi (karena karyanya biasanya nggak bisa dikumpulin, tapi cukup dipresentasiin, plus dokumentasi sama artifaknya aja kalo ada). Ini parah banget emang, akhirnya beberapa hari sebelum presentasi gue ketar ketir nyari pinjeman kamera, yang akhirnya baru dapet pinjeman di malem H-2 presentasi DAN TERNYATA KAMERANYA MANUAL DAN NGGAK BISA VIDEO HUHUHU. Karena udah mepet, gue nekad eksekusi besoknya (pas H-1). Hasilnya? Kacau banget. Eksekusi gue seadanya banget, itu juga pake the power of kepepet karena ide gue spotnan dan beda sama yang terakhir kali gue presentasiin ke dosen dan asdos. Mana dokumentasinya susah karena pake kamera itu sendirian, akhirnya cuma dapet beberapa foto nge-blur T_T Pas presentasi sih ide gue dibilang menarik walau eksekusi kurang banget, dan gue dimintain dokumentasi lagi karena foto-foto yang gue tampilan agaknya nggak layak dan kurang banyak. Nilai gue sempet di-pending dan gue (serta dua orang teman lain bernasib serupa) disuruh janjian ketemu lagi sama dosennya, tapi entah gimana ceritanya akhirnya gue dikasih nilai B dari langit. ALHAMDULILLAH LULUS.

Psikologi Persepsi
PsiPer ini adalah salah satu matkul pilihan dari DKV, dan bisa ditebak kenapa gue ngambil ini: karena paket A HEHEHE. Yang dipelajarin mirip-mirip kayak matkul Krehu pas TPB dulu, cuma PsiPer ini lebih membahas panca indera manusia, elemen-elemen visual, proses rangsangan dan persepsi, gitu-gitu. Intinya sih mempelajari seputar bagaimana manusia mempersepsikan sesuatu, gimana kita bisa bilang kalo sesuatu itu indah dan menarik, kalo sesuatu itu mencolok tapi nggak bagus. Seperti matkul-matku pilihan DKV yang berawalan 'Psikologi' dan udah pernah gue ambil sebelumnya, matkul ini diajar oleh dosen yang sama, which means 2 hours of ramblings and me sleeping. Tapi berhubung matkulnya nggak susah, santai banget, dan tugas akhirnya selalu berkelompok, output nilainya pun bagus hehehe.

Manajemen Seni
Fyi aja, ManSen ini diadainnya jam 3 sore, jam-jam ngantuk banget, apalagi setelah sebelumnya didongengin di matkul PsiPer. Sebenernya bahasannya menarik sih, kita diperkenalkan lebih jauh ke dalam dunia Manajemen Seni. Contohnya kayak bentuk-bentuk acara seni serta teknisnya, apa aja pekerjaan yang ada di bidang manajemen seni, dan lain-lain. Tugas akhirnya kita disuruh bikin proposal buat sebuah pameran imajiner yang bebas kita tentuin sendiri tema lokasi seniman dll-nya, per kelompok. Nggak terlalu susah sih sebenernya, dosennya pun baik, ujian aja boleh open book. Paling agak males karena ya itu, diadainnya pas jam-jam ngantuk dan kadangnya tugasnya agak rempong.

Itu aja sih. Intinya semester ini adalah semester paling hectic dan paling nyiksa sejauh ini, bahkan lebih dari jaman TPB yang harus sambil ngurus wisuda. Bisa dibilang, banyak matkul di semester ini yang bobotnya cuma 2-3 SKS, tapi pada kenyataannya jauh lebih rempong dan berat tugasnya dibanding matkul Studio yang 5 SKS. Gara-gara banyak beban (dan banyak prokras) gue juga jadi maleeeees banget gambar, hampir nggak ada sama sekali gambar serius yang gue bikin selain buat keperluan akademis, itupun nggak maksimal. Kali ini gue juga ngambil 22 SKS sih, sebelomnya selalu cuma 18 SKS. IP gue lumayan turun, bahkan digit depannya hampir ganti hahaha. Doain aja nilai gue yang masih T cepet keluar ya, dan mudah-mudahan semester depan bisa lebih baik lagi :')

Tuesday, June 17, 2014

20 Facts

Rules : Once you've been tagged, you're supposed to write a note with 20 random things, facts, habits, or goals about you. At the end, choose 10 people to tagged, you've to tag the person who tag you.

1. I don't like milk tea/thai tea/pull tea, anything that is basically tea combined with milk. Don't get me wrong, I love milk and tea, but individually.

2. I was named after my birth's procedure; caesar --> cessi :))

3. My hair is actually thick, curly, and frizzy like a lion's mane, and I got bullied a lot thanks to it. (Proof: http://instagram.com/p/koDpcHJhao/) In second year of junior high, I finally got my parents' approval to straighten my hair and voila here I am, after several attempts of smoothing.

4. I am what people mostly considered as an introvert (hello, an INFP here) and I don't think that neither introverts nor extroverts should make a big deal about it. Just embrace it. I don't see the point of bragging or complaining about it, because each has their own perks and downside :-)

5. I love writing as much as I love drawing, that's why I joined the game and wrote this post.

6. I own multiple accounts for each social media, especially text-based ones, also for multiple purposes (have I told you that I love writing?).

7. I don't like instrumental music. For me, vocal is the most pivotal part in a song and it gives a soul to the song (that's why I find it hard to like a song if the music is good as hell but the vocal is terrible). Also, you can't sing along to instrumental songs. I can make exception for some like Soil & "PIMP" Sessions and Joe Hisaishi, but still, I can't love them wholeheartedly like I love non-instrumental music.

8. Back in elementary high school, I used to be a die hard fan of rock-punk-emo music. When Linkin Park came to Indonesia, I came all the way to the airport just to see them. I even got Simple Plan's Chuck Comeau's original signature. I also had nicknames I made for my internet persona back then, Chzy/Chz/Chziie, influenced by Chester Bennington whose nickname was Chazy Chaz. (((maaf alay)))

9. My memory becomes very hazy these days and it's hard for me to remember details. I don't even know why.

10. I'm 20, I love plushies, and I still sleep with them.

11. I secretly dislikes Benedict Cumberbatch and I don't know why people are so obsessed over him. His face is weird and his name is a big joke. (fangirl rage in 3.. 2..) But that aside, he's indeed a good actor.

12. I'm in no position to say this but I really hate it when fangirls or fanboys hypersexualized my favorite characters and/or movies, e.g make aggravated yaoi pairings out of it, or make sexy personification of a kaiju/mecha. Just NO. (more fangirl and fanboy rage in 3.. 2..)

Scantily clad Pacific Rim's Jager personification, with underboobs here and there. Seriously, what's the point of wearing armors if you're exposing so much skin and wearing nothing underneath?

And what the hell happened to Muto?????? Guys, please, with all due respect, cut all the moe-sexy crap.

13. I reaaaally admire people who can be smart without being arrogant, snob, or self-righteous. It's hard to be very down to earth, genuine, and smart at the same time.

14. I'm quite sensitive; I cry easily especially when it comes to movies.

15. I'm a double pro: professional procrastinator. Help??? :-(

16. Like most of Indonesian people, I can't live without rice-based dishes. For me, a carb-free diet, no matter how effective, is a no no. You can tell me to cut my carbohydrate intake, but don't ever tell me to live without them.

17. I can't ride bicycles and motorcycles, can't drive cars as well. But at least I'm planning to learn how to drive a car. Uh.. Wish me luck?

18. I'm still learning English. I know I make heaps of grammatical mistakes here and there, and I don't mind being corrected.

19. I LOVE CATS (HOW IS IT POSSIBLE TO HATE SUCH LOVELY CREATURES??)

20. I collect posters, movie posters to be exact. Any idea on where to get them? (aside from relying on magazines or printing them myself)

Tuesday, April 29, 2014

17 Hal yang Ingin Dilakukan Sebelum Lulus Kuliah

Jadi intinya gue udah di penghujung tingkat 3 (semester 6), yang berarti kira-kira 1,5 tahun lagi gue bakal lulus (aamiiin). Udah bukan mahasiswa lagi dan kemungkinan besar bakal nggak di Bandung lagi. Padahal masih banyak hal yang pengen gue lakukan selagi gue masih berstatus mahasiswi disini. Dan ini dia list gue, dengan urutan acak:

1. Nonton SORE manggung live di Bandung
Kenapa SORE? Karena itu salah satu band lokal favorit gue, dan belom pernah nonton live-nya. Kenapa di Bandung? Karena kalo di Jakarta gue ribet kemana-mana. SORE udah beberapa kali manggung di Bandung, biasanya acara kampus lain, dan gue melewatkan semua itu huhu, entah itu karena masalah budget atau waktu. Mudah-mudahan ke depannya bisa nonton.

2. Dapet beasiswa
Alhamdulillah secara akademis gue memenuhi kalo mau apply beasiswa, sayangnya gue belom merasa butuh beasiswa sampe masuk tingkat 3 kemaren, ketika orangtua gue minta gue buat nyari beasiswa (ceritanya mereka baru tau kalo ternyata dapetin beasiswa itu nggak susah-susah banget). Awalnya gue nggak berniat ngambil karena mikir "ah gue berkecukupan kok, mending beasiswanya buat yang lebih membutuhkan aja" tapi makin kesini gue mikir kalo sekarang yang kerja kan tinggal nyokap aja, selain itu masih banyak pengeluaran, dan rasanya sayang aja gitu punya IP/IPK lumayan bagus tapi nggak kepake. (Lumayan uangnya bisa buat yang lain kan he he he..)

3. Ikut pameran yang sifatnya open submission
Sebenernya ini udah kepikiran dari gue tingkat 2 tapi kebetulan belom nemu acara yang tepat aja. Naaah, belom lama ini ada tuh yang namanya How To Draw Festival, ngadain open submission buat karya drawing, bebas ukuran, tema, sama medianya. Gue dengan begonya malah nggak ikutan karena merasa nggak keburu buat bikin karya baru DAN NGGAK KEPIKIRAN BUAT SUBMIT KARYA LAMA YANG PERNAH DIPAMERIN HUHUHU MAAF YA GUE EMOSI ABIS NYESEL SOALNYA PAMERANNYA KEREN.

4. Submit tulisan ke media
Ini sebenernya bisa kapan aja sih tapi entah kenapa gue mikirnya kalo masih kuliah enak, banyak wadah kayak majalah kampus, situs acara kampus, dan lain-lain. Ya seenggaknya nambahin porto lah sebelum nyoba submit ke majalah/situs 'beneran'. Gue ikut sih jadi writer di majalah unit tapi masalahnya: 1. Majalahnya nggak jalan, dan 2. Edisi pertama cuma jadi versi digital, itupun cuma disebar ke internal. Nggak puas lah. Oh ya sama 3. Gue di-assign ke rubrik yang materinya didapetin dari internet instead of bener-bener nulis sendiri.. Jadi ya gitu deh nggak maksimal.

5. Ngasdos
Yang ini sebenernya gue masih ragu-ragu. Gue tertarik sih ngasdosin salah satu matkul TPB yaitu Gambar Bentuk alias Gamtuk karena emang gue suka dan paling ngerti lah dibanding matkul lainnya, tapi agak minder juga soalnya asdos-asdos dari tahun-tahunnya sebelomnya sangat amat artsy dan berprestasi sedangkan gue butiran debu kosmik hahahahaha. Selain itu ternyata katanya cuma dibayar pake makan siang. Ya gapapa sih buat nambah pengalaman tapi gue juga masih takut, takutnya tingkat 4 hectic dan gue malah nggak bisa ngatur waktu. Oh ya, sempet kepikiran juga sih buat ngajar di Villa Merah, tempat gue les gambar dulu.

6. Ke Bukit Moko
Buat yang nggak tau, Bukit Moko ini emang terkenal sebagai salah satu spot bagus di Bandung, kalo nggak percaya nonton ini aja. Tapi sayang tempatnya jauh di Bandung atas tas tas dan medannya susah (alias harus naik mobil) sedangkan gue nggak ada kendaraan, orang yang mau diajak kesana pun paling banter kendaraannya motor, nggak kuat euy kalo boncengan haha. Mungkin kapan-kapan kalo berhasil ngerayu temen buat minjem mobil kali ya.

7. Ke Dusun Bambu
Alesannya sama kayak nomer 6, tempatnya emang jauh di Lembang. Dusun Bambu ini tempatnya bagus banget guys, google aja sana, objek wisata gitu walau gue nggak persis ada apa aja tapi yang gue tau ada restorannya. Cocok buat nge-date sama hang out bareng cahabadh on a special occasion. Makanya mudah-mudahan gue nanti bisa kesini sama pacar atau sahabat-sahabat gue, mumpung masih di Bandung yekan.

8. Ke pantai mana aja
Sebenernya pengen ke Batukaras atau Ujung Genteng, tapi Pangandaran juga gpp dhe. Mumpung gue masih hidup sendiri di Bandung nih, jadi bisa plesir kemana-mana. Dulu pernah ada wacana mau touring(?) ke pantai sama temen-temen unit, tapi nggak ada yang mau jadi semacam PJ-nya jadinya terbengkalai dan nggak terealisasikan :( padahal pengen ke pantai (apalagi sama pacar he he h e).

9. Jalan-jalan ke luar kota sama temen kuliah
Ini versi advanced-nya nomer 8, soalnya jauh banget dan nggak bisa pulang pergi hehe. Anak-anak unit sebenernya udah pernah ngomongin pengen backpacking-an ke Jogja atau kemana gitu, tapi kayaknya cuma pengen doang deh huft. Sebenernya dulu pernah sih ke Jakarta dua kali difasilitasi dosen naik bus, tapi ke Jakarta bosku itu sih nggak berasa jalan-jalannya :''''') tapi liburan ini rencananya gue dan temen-temen sejurusan mau jalan-jalan seni ke Jogja pake duit jurusan kok, cuma kalo bisa lagi sama temen-temen yang lain ke tempat lain apa salahnya hahaha. Btw doain aja semoga lancar yaaa. (dan duit cepet turun)

10. Ke luar negri lewat jalur akademis
Sebenernya nomer 9 dan nomer 10 ini gara-gara gue iri sama jurusan lain yang suka jalan-jalan ke luar kota bahkan ke luar negri. Jurusan gue mana pernah, kalo ada paling jatohnya bukan jalan-jalan sama jurusan tapi jalan-jalan sama temen jurusan, nggak difasilitasi sama sekali sama jurusan. Gue juga pengen ke luar negri, entah itu dalam rangka studi (baca: jalan-jalan) sama jurusan atau student exchange. Tapi nggak yakin sih kalo student exchange soalnya gue belom bikin paspor sama sekali dan males ngejar ketinggalan pas nanti gue balik kesini lagi. Hehehe.

11. Bikin commissioned work
Commissioned work alias commish kalo kata anak-anak Deviantart ini maksudnya nerima request gambar, kayak misalnya ada orang yang minta kita buat gambarin karikatur, trus nanti kita bikin dan dia bayar sesuai tarif yang udah kita pasang sebelumnya. Mayan banget kan buat nambah uang saku, satu gambar minimal dapet 50k lah. Gue mau-mau aja bikin commish gambarin portrait realis tapi gue nggak tau mau memasarkan dimana, guenya juga rada males buat ngepost kesana kemari kalo gue buka commish hahaha, nggak jago jualan anaknya. Palingan maunya kalo buat danus lembaga sih kayak jurusan atau unit gitu. Dulu sebenernya gue pernah sih ikutan jadi yang bikin commissioned work buat danus acara angkatan, bikin karikatur gitu sama portrait, tapi NGGAK GUE KERJAIN HAHAHAHA dan entah gimana nasibnya soalnya temen yang ngasih kerjaan nggak nagih atau ngasih kabar lagi. Buka commish di Deviantart nggak mau, soalnya ribet.

12. Ikut ngisi ilustrasi buat antologi di unit
Biasanya Divisi Story Genshiken emang suka ngumpulin cerpen-cerpen pemenang Writing Challenge yang udah diadain sebelumnya, trus dijadiin buku dan narik anak Divisi Ilustrasi buat bikin ilustrasi tiap ceritanya. Nah sebagai anak Ilus yang hampir nggak pernah berkarya gue pengen ikutan, dengan catatan dibebasin medianya dan hitam putih hahaha. Dulu pernah ikut sekali sih, trus pengen ikut lagi kalo ada cerita yang menarik.

13. Ikut submit buat Writing Challenge
Writing Challenge ini rutin diadain Divisi Story tiap bulan (CMIIW), dan biasanya ada tema tertentu. Sejauh ini belom ada lagi tema yang menarik, giliran ada guenya yang banyak alesan, nggak ada ide lah, nggak ada waktu lah, hehehe :(

14. Nyoba nasi goreng bistik di Astana Anyar
Sori guys mimpi gue ini sama sekali tidak dangkal, mind you. Sebagai penggemar nasi goreng gue selalu mencari nasi goreng enak di sekitar tempat tinggal gue, dan sejauh ini gue belom pernah nemu yang enak di Bandung, jujur aja. Trus gue ujug-ujug dikasitau temen kalo nasgor bistik ini enak banget, dulu juga gue pernah diajakin temen-temen makan disana, tapi nggak jadi gara-gara tau-tau ada yang nggak bisa

15. Magang/KP
Kenapa hal ini susah direalisasikan? Karena 1. Gue nggak punya porto, dan 2. Di jurusan gue emang nggak ada yang namanya Kerja Praktek (KP). Ya paling kalo mau jatohnya jadi magang atas inisiatif sendiri sih, nggak bakal dapet nilai juga, tapi pengalamannya itu loh kayaknya worth it. Gue pengen nyoba magang di majalah jadi writer atau agensi jadi copywriter tapi siapalah saya ini cuma anak jurusan Seni Rupa yang minim pengalaman di bidang tersebut apalagi porto, bukan anak Sastra atau DKV yang banyak pengalaman dan porto huhu.

16. Ke Bandung Carnival Land
(Gue singkat BCL aja ya) jadi BCL ini semacam taman hiburan di Bandung tapi nggak se-mahal dan se-wah Dufan, lebih merakyat lah, masuknya juga murah cuma seharga tiket bioskop. Gue suka ke taman hiburan, sayangnya gue dan pacar belom menemukan waktu yang tepat buat kesana hehe.

17. Naik kereta sama pacar
Terserah mau kemana tujuannya, yang penting naik kereta sama pacar hehehe. Pengennya ke Bogor, tapi ternyata dari Bandung nggak ada yang jurusan Bogor :( alasan nggak terealisasi sampai saat ini? Ya biasa lah, susah nemuin waktu buat jalan-jalan jauh gini, belom lagi masalah budget.

Nahhhh itu dulu deh kalo ada lagi nanti menyusul. Sori aja yak kalo menurut lo hal-hal yang gue inginkan kebanyakan cetek dan seputar jalan-jalan, tapi menurut gue emang agak rugi gitu kalo nggak dilakukan selagi gue kuliah disini. Sori juga kalo banyak excuse dan alasan "males" yang menghalangi gue melakukan hal-hal diatas, yah namanya juga manusia (pemalas) hehehe :(

Doain aje ye biar terealisasikan. Kalo iya pasti gue post cerita menariknya disini :D *aamiiin*

Friday, April 4, 2014

Sifat Orang Dilihat dari Bentuk Telur Favoritnya

Sebenernya gue dari dulu udah pengen bikin postingan kayak gini, sok-sokan analisis sifat-sifat orang berdasarkan kebiasaan/hal yang dia suka. Ya ala-ala mbdc gitude. Setelah observasi dikit dan ngobrol-ngobrol iseng dengan pacar, jadilah postingan ini, sifat orang dilihat dari bentuk telur favoritnya. Kenapa harus telor? Karena telor akrab banget dengan keseharian hampir semua orang di belahan dunia manapun. Makan apa, pasti ada telornya, minimal buat bahan adonan. Makanya, menurut gue salah satu cara yang paling gampang melihat sifat orang adalah dilihat dari bentuk telor yang dia suka. Btw bentuk telor disini maksudnya bentuk telor unggas buat dimakan yak :(

DISCLAIMER: Maaf kalo banyak sotoynya, namanya juga iseng-isengan. Jangan dianggap serius.

1. Telor Ceplok (alias Telor Mata Sapi)

Putih dan kuning telur yang berdampingan dengan serasi dan harmonis tanpa tercampur dengan bentuk yang indah (susah lho bikin telor ceplok yang bentuknya bagus tanpa mecahin si kuning telor dan/atau gosong), melambangkan kesempurnaan, keseimbangan, dan keindahan dari sebuah telur. Iya gue juga nggak tau gue ngomong paan barusan. Intinya, kalo kamu adalah pecinta telor ceplok, maka kamu pasti mencintai kesempurnaan, keseimbangan, dan keindahan. Kamu orangnya suka berhati-hati, taktis, rajin, rapi, memperhatikan penampilan, dan cenderung perfeksionis. Kalo golongan darah lo tipikal golongan darah A gitu deh, suka punya banyak prestasi dan cukup idealis. Kalo yang suka telor ceplok setengah mateng sih nilai plus banget, keren gitu deh, kayak gue HEHEHE.

2. Telor Dadar

Kamu penyuka telor dadar? Waaah pasti kamu orangnya gaul dan eksis abeeez. Telor dadar adalah bentuk telor yang could never go wrong, nggak pernah salah, dimakan sama apa aja juga masih nyambung dari segi bentuk maupun rasa. Telor dadar masih mempertahankan beberapa bagian keindahan telor ceplok, tapi mewarisi kepraktisan telor orak arik juga, karena kuning dan putihnya dicampur. Ini tandanya kamu orangnya ramah, fleksibel, dan supel sama semua orang. Kamu gampang deket sama orang dan cepet beradaptasi. Makanya banyak orang yang menyukai kamu dan menganggap kamu keren. Cie banyak penggemar. Telor dadarnya maksudnya. Oh ya, kamu juga suka hal-hal simpel dan tampil simpel, effortlessly cool gitu deh.

3. Telor Orak Arik

Sesungguhnya kamu cenderung kebalikan dari tipe orang penyuka telor ceplok. Kamu orang yang praktis, asik, santai, dan cuek. Karena sifat ini, banyak yang ngira kamu orangnya jorok dan serampangan, padahal mah nggak juga, mereka belom kenal kamu dan mengerti cara pikir kamu aja. Tapi gapapa, soalnya kamu adalah teman yang baik. Walau keliatan santai, tapi kamu ini sebenernya cekatan (bisa diandalkan deh), nggak neko-neko, dan langsung to the point (yah meski nggak semua orang suka dengan kejujuran kamu). Nggak ada deh ceritanya penyuka telor orak arik main pasif-agresif (yang ini ngarang banget). Hidup penyuka telor orak arik! Kalo yang suka telor orak-arik pake keju sih nilai plus banget, keren gitu deh, kayak gue HEHEHE. (2)

4. Telor Dadar Kornet

Bagi yang hidupnya kurang bahagia sampe nggak tau bentuk telor yang satu ini, telor dadar kornet adalah salah satu bentuk telor dimana kamu memasukkan kornet ke dalam telor yang baru dikocok sebelum akhirnya digoreng. Jadinya kayak telor dadar tapi tebel karena ada kornet di dalamnya. Nah, orang-orang yang suka telor dadar kornet ini biasanya orang pemberani, dia nggak ragu untuk mencoba hal-hal baru, suka berpetualang, nggak konvensional, dan mau repot. Yaa, kayak backpackers gitu kali ya. Penyuka telor dadar kornet juga dianggap sebagai orang yang kreatif karena telor kornet sendiri artinya you get the best of both worlds; lo bisa menikmati enaknya telor dan kornet hanya dengan satu masakan dan juga dengan sekali masak. Btw, kalo ketemu orang penyuka telor dadar kornet kayak gini, udahlah jadiin ketua divisi kreatif/artistik/dekorasi di kepanitiaan aje.

5. Omelet

Apa? Kamu fans berat omelet? Selamaaat, kamu adalah orang yang elegan dan berkelas! Selain itu, kamu juga cerdas, menjunjung tinggi penampilan, dan rapi, cocok deh sama penyuka telor ceplok. Kita nggak tahu pasti apa yang bakal kita dapatkan di dalam omelet; apakah dalemnya ternyata belom mateng, apakah ada potongan sayur, atau malah nggak ada isinya. Sekalipun kita sendiri yang masak kita nggak bisa menebak pasti apa isinya karena telornya kita lipet, isiannya kita bungkus. Oleh karena itu, penyuka omelet otomatis adalah orang yang menyukai kejutan daaan selalu memiliki kejutan tersendiri. Tapi kadang orang-orang penyuka omelet terkesan sombong, high-maintenance, atau matre. Huhuhu. Tenang, kalo ada yang mikir gitu deketin aja ajak ngobrol baek-baek, temenin, biarkan orang lain menemukan potensi dan kejutan yang kamu simpan.

6. Telor Rebus

Biasanya orang yang suka telor rebus kalo nggak orang tua ya orang yang lagi diet. Maka gue simpulkan bahwa kamu-kamu penyuka telor rebus adalah golongan orang-orang yang dewasas, care sama kesehatan dan diri kamu sendiri. Kamu juga penyabar.. Karena ngerebus telor dan ngupas kulitnya aja butuh kesabaran tersendiri. Kamu orangnya punya pendirian kuat, tapi nggak suka nuntut macem-macem dan cenderung apa adanya. Sayangnya, kadang orang lain suka memandang kamu sebagai orang yang pendiam, pemalu, introvert, kaku, atau dingin, tapi biasanya itu kalo belom kenal aja, sekalinya kenal deket pasti mereka bakal tau ternyata betapa baiknya dan nggak kalah asiknya kamu dengan tipe penyuka bentuk telor yang lain.

7. Telor Asin

Kalo kamu penggemar telor asin, maka bisa dipastikan bahwa kamu itu preman. Soalnya telor asin kan tatoan (ada capnya). HEHEHEHEHHELho guys mau kemana? Kok close tab??? GUYS????????





nah gitu dong, balik lagi. Dan yang terakhir adalah..






8. Telor yang fresh ini

WOI PADA KEMANA SIH LO SEMUA GUE BELOM KELAR JELASIN

Wednesday, March 12, 2014

Nyetak Nyetak Berhadiah

Dikarenakan intensnya tahun ketiga Seni Rupa yang membuatku gila (hey it rhymes!), gue mungkin akan jarang ngeblog. Gue sibuk main game, nonton film berkutat dengan tugas, menuntut ilmu dan menuntut pacar yang hutangnya tidak kunjung dibayar. Selain itu gue juga bingung mau nulis apa dan sering nggak mood, jadi kali ini gue nge-post cerita lama aja ya (yang sebelomnya udah gue tulis di notes hape), dengan sedikit editan tentunya.Ini cerita pas gue semester dua tingkat dua kalo nggak salah, pas gue masih di studio Grafis, jaman-jamannya hectic mau pameran Vestigial.

Akhirnya setelah lama nggak nyetudio (dikarenakan malas luar biasa dan kebanyakan main), mau nggak mau gue harus balik ke studio karena karya fix pameran harus kelar beberapa hari lagi. Gue anaknya emang deadliner garis keras huhu (nggak, nggak bangga kok ini). Gue pun kembali nyetak    dan perlu diketahui, selama satu semester ini gue BELOM PERNAH NYETAK LAGI. Waduh, ini beneran anak Grafis bukan sih? Tapi serius ini. Jadi begitu gue nyetak lagi, gue lumayan kagok karena banyak yang caranya gue lupa, apalagi cetak cukil warna, yang notabene dulu gue selalu nebeng temen yang juga mau nyetak jadi nggak usah ribet nyampur warna. Scumbag, I know.

Sebenernya di Grafis Bawah ada mesin cetak buat cukil kayu, tapi makenya ribet coy dan gue belom familiar karena belom pernah nyoba sama sekali. Ada sih temen yang bisa bantu, tapi gue takut ngerepotin juga soalnya dia sendiri juga lagi ngurus karya. Daripada nanti udah ngerepotin orang dan hasilnya tetep gitu-gitu aja, jadi gue memutuskan untuk main aman; nyetak di Grafis Atas aja, yang alatnya lebih gampang buat dioperasikan. Taapiiii masalahnya adalah nyetak di Grafis Atas itu males banget karena banyak senior, terutama yang lagi TA, beda sama Grafis Bawah yang (waktu itu) kebetulan diperuntukkan khusus buat anak Grafis 2011 selama setaun.

Maka mulailah gue mencetak di Grafis Atas, tanpa mengindahkan keheranan temen-temen gue akan keberanian gue buat nyetak disana. Begonya adalah: gue nggak nyiapin mal*, cuma kertas biasa yang dibentuk jadi frame buat ngukur margin karya. Dan gue langsung main nge-roll warna aja. Kesalahan kedua: gue nyampur warna di satu spot, terus langsung gue roll disitu juga. Harusnya taro masing-masing warna yang pengen dicampur di beberapa spot terpisah,  ambil dikit, peperin ke satu spot buat nyampur, di-roll deh. Dan kebetulan (baca: apesnya gue), waktu itu ada Kak X, sebut saja begitu, senior Grafis yang denger-denger emang rese suka marah-marah. Doi berenti dan ngeliatin gue nyetak.

Kak X: "Grafis pilihan?"
Gue: "Hah? Bukan kak, 2011 kok hehe" (belom ada prasangka apa-apa, mungkin dia nanya karena gue jarang keliatan di studio)
Kak X: "Oooh ya ya. Itu kamu nge-roll langsung di tempat nyampur warnanya??" (di satu tempat maksudnya)
Gue: (Udah mulai gugup, soalnya nada nanyanya nggak nyantai): "..Iya kak."

Doi langsung kaget dan ceramahin gue soal kesalahan kedua gue tadi. Gue cuma iya iya aja, karena gue emang belom pernah nyampur warna sendiri. Bahkan sebelumnya gue belom pernah nyetak sendiri. Berkali-kali dia pusing sendiri dan nanyain gue, "pernah nyetak nggak sih??" (jleb)

Gue cuma cengengesan :(

Kak X: "Lagian ini dikit banget, kamu mau nyetak berapa?"
Gue: "Buat 4 dulu sih kak.."
Kak X: "Ooh, kalo segitu sih cukup"

Setelah masalah soal warna clear dan gue agak lega, tiba-tiba kak X ngomong lagi.

Kak X: "Kamu udah bikin mal-nya kan?"
Gue: "Mal?" (Gue ngerti, tapi make sure aja)
Kak X: "Iyaa, yang buat penahan cetakannya"
Gue: "Belom sih.. Tapi ada kok yang buat ngukur marginnya biar pas"
Kak X: "HAH? MALNYA BELOM DIBIKIN??"
(dan untuk yang kesekian kali:)
Kak X: "PERNAH NYETAK NGGAK SIH???"

Abis itu gue lagi-lagi diceramahi tentang pentingnya mal. Iya gue akui, ini salah gue, padahal gue tau harus bikin mal, tapi males gimana dong hehehe abis sebelomnya nyetak nggak pake mal fine fine aja (meski emang suka offset), jangan ditiru ya teman-teman.

Sambil nyeramahin, doi juga bawa-bawa angkatan. Duh mampus gue, padahal gue doang kok yang bego gini. Trus kebetulan ada temen gue anak Grafis 2011 dateng.

Kak X: "Nih saaar! Gimana sih temen lo ada yang nggak bisa nyetak cukil kayu!"
Temen gue cuma lewat sambil senyam senyum aja. Duh malu banget. Mana pas itu ada bebeapa senior lain, salah satunya mantan asdos gue yang geleng-geleng doang sambil bilang gue males T_T (emang iya sih.....)
Yang mendukung gue saat itu cuma Kak Y (sebut saja begitu, seangkatan sama Kak X) yang bilang: "kamu pasti bisa"

Kak X: "Gih sana bikin mal-nya dulu! Cari dupleks kuning! Gila udah mau nyetak gini mal-nya belom dibikin!"

Gue pun langsung ngacir ke Grafis Bawah nyari dupleks kuning, penggaris sama cutter. Trus balik lagi keatas, bikin disana. Untungnya pas gue keatas Kak X udah nggak ada. Abis kelar bikin mal gue lanjut nge-roll warnanya ke cetakan. Lagi sibuk nge-roll, Kak Y datang menghampiri. Untungnya bukan mau ceramah, doi cuma ngomentarin mdf** gue yang kayak udah tua karena kayaknya emang pasokannya lagi jelek di Balubur. Abis itu Kak Y malah berbaik hati bantu nge-roll warna ke cetakan gue berkali-kali, soalnya keliatan banyak yang kayak nggak bisa ketutup tinta. Akhirnya abis lumayan ketutup semua, doi nyuruh gue buat ngeratain lagi.

Abis dirasa cukup rata, kini waktunya nyetak! Untung gue masih inget cara ngoperasiin mesinnya HAHAHA. Kak Y lagi-lagi membantu, takut gue nggak ngerti kali ya. Akhirnya karya gue tercetak, dan cetakan pertamanya lumayan lah meski banyak putih-putihnya. Kata Kak Y emang banyak yang nggak bisa ketutup gara-gara mdf gue jelek. Kak Y pun udahan dan gue tak lupa mengucapkan terima kasih. Ah baiknyaaaaa. :')

Kemudian gue mulai ke cetakan kedua, ketiga, keempat. Pas gue nge-roll cetakan ketiga, Kak X dateng lagi -_-

Kak X: "Masih banyak tuh yang belom ketutup"
Gue: "Iya kak ini emang banyak yang nggak bisa ketutup"
Kak X: "Nggaaaaak, bisa ituuu. Tinta lo aja kurang becek, coba dibecekin (baca: ditambahin) lagi"
Gue: *ngeyel* "Udah dicoba kak tadi di cetakan pertama, emang nggak bisa"

Doi diem. Terus ke rak pengeringan tempat cetakan pertama dan kedua gue disimpen. Untungnya doi nggak komentar apa-apa. Tapi harus gue akui emang tintanya kurang banget, makin ke cetakan terakhir makin banyak putih-putihnya, makin pudar juga warnanya. Dan gue nggak berani nambahin warna lagi karena takut beda warna atau ngerusak tinta di Grafis Atas.

Setelah kelar sampe cetakan keempat, gue pun mulai bersih-bersih. Bersih-bersih abis nyetak cukil kayu emang bikin capek, lama lagi. Untungnya nggak ada yang komen soal cara gue bersihin perlengkapan hehehehe. Gue pun balik ke Grafis Bawah dengan hati lega. Temen-temen gue yang di Grafis Bawah langsung salut sama keberanian (baca: kebodohan) gue nyetak diatas dan nanyain perihal diomelinnya gue sama senior huhuhu.

Segitu aja ceritanya. Maaf kalo ngebosenin, tapi menurut gue itu salah satu cerita kebodohan gue yang sulit dilupakan selama gue kuliah di Seni Rupa (meski nggak serame soal temen gue yang salah nyetak di kain felt). Moral of the story: kalo masih bego dalam cetak mencetak nggak usah sok-sokan nyetak di Grafis Atas terutama waktu lagi banyak senior. Sekian.


Keterangan:
*Mal: Semacam frame, biasanya dari dupleks kuning/coklat, buat ngepasin margin antara kertas yang bakal dicetak dan papan kayunya, jadi hasil cetakannya nggak mencong-mencong di kertas dan biar antara satu edisi dengan edisi lainnya sama marginnya. Karena Grafis emang harus pake margin.
**MDF: Alternatif cetakan buat woodcut kalo nggak bisa make papan kayu asli. Papan MDF ini terbuat dari serbuk kayu yang dipadetin jadi bentuk papan, dan biasanya dipake buat alas gambar pas TPB. Buat pemula mending pake ini, karena selain murah, teksturnya yang nggak sekeras kayu asli lebih gampang buat dicukil.

Wednesday, January 29, 2014

Ingin Ini Ingin Itu Banyak Sekali~

Iye, gue lagi kayak Nobita nih. Banyak maunya.

Sejak liburan kemaren, entah gara-gara sering ke mall apa gimana, gue jadi merasa barang-barang gue banyak yang perlu di*uhuk*tambah*uhuk*. Ini dia listnya.

1. Sepatu
Sebenernya nggak hanya gue aja yang mau, ortu pun udah ngewanti-wanti buat beli sepatu baru dari semester lalu. Alesannya simpel: gue cuma punya satu pasang sepatu. SATU PASANG SEPATU LOH, YA AMPUN, ANAK-ANAK SEUMURAN GUE PASTI PUNYA MINIMAL 5 PASANG KALIK. *lebay* Udah gitu, sepatu gue converse satu-satunya itu udah lumayan buluk, bahkan ada bagian yang robek. Gue kemana-mana pake itu, makanya ortu gue juga risih ngeliatnya hahahaha. Sebenernya ada satu pasang lagi, cuma kondisinya sama-sama mengenaskan, bahkan lebih kotor dan berdebu, abis udah lama nggak dipake. Mau dipake juga gimana, abis warnanya merah, belom tentu cocok sama outfit huehuehue.

Terus kenapa nggak beli sepatu baru aja dari dulu?

Gini ya, ukuran kaki gue 41. 40 lah paling mentok. Nah, sepatu cewek lucu-lucu yang gue liat di online shop kebanyakan cuma sampe 40, itupun belom tentu muat di kaki gue (pernah nyoba punya temen yang ukuran 40, sempit!). Nah, giliran nemu sepatu cewek yang ukuran 40 keatas, modelnya.. Nggak lucu, biasa aja. Temen gue yang sama-sama cewek dan punya kaki dengan size 40an pernah ngerekomendasiin beberapa brand, tapi ya itu, modelnya nggak lucu sama sekali. Kasus lain, harganya malah muahal banget (karena bukan merk lokal tapi merk luar yang ada di mall-mall), tapi modelnya nggak bagus-bagus amat. Intinya gue belom nemu sepatu yang cocok secara ukuran dengan model yang lucu. Gue pengen yang kayak gini nih:


Kebayang kan? Pokoknya begitulah. Kalo nemu toko yang jual sepatu dengan model selucu diatas dan size 41 buat cewek, let me know ya. Harga nggak terlalu masalah sih, yah maksimal 300-400ribuan lah, standar harga sepatu kayak gitu. Kalo gue cuma boleh beli satu barang, gue pasti bakal milih sepatu, prioritas pertama banget nih.

2. Jaket
Sejujurnya, gue masih punya 3 jaket yang layak pakai. Lho terus kok mau baru???
Soalnya.....gue bosen sama model jaket gue. Tiga-tiganya model hoodie. Selain karena modelnya yang monoton, mari gue perjelas lagi. Satu jaket kampus, warna ijo dengan tulisan GANESHA warna kuning gede-gede di depannya. Obviously nggak cakep buat gue pake jalan-jalan, kalo buat kuliah masih oke lah. Bahannya juga agak kasar, nggak terlalu enak. Yang kedua sebenernya lumayan, warna navy blue, bahan enak, nggak ada tulisan aneh-aneh, cakep lah........kalo yang make cowok gue. Serius, setelah gue liat-liat lagi, gue terlihat gendut kalo make jaket itu. Apalagi jaket ini yang paling tebel bahannya dibanding jaket gue yang lain, jadi gitu deh, kalo make buat gaya sehari-hari kurang enak, panas, tapi kalo secara fungsional terutama pas lagi ujan sih enak. Kalo yang ketiga, ini aslinya jaket kakak gue yang cowok, tapi karena udah nggak dipake akhirnya boleh gue ambil, kebetulan dulu gue belom punya jaket layak pakai. Jaket ini lebih parah dari dua jaket sebelomnya, soalnya selain bahannya agak kasar, udah keliatan jelek (warna abu-abu kusem dan ada bekas cat putih yang nggak bisa ilang di bagian lengan), kalo makenya sambil diretsleting semua juga jatohnya nggak bagus di gue hahaha (daritadi nyalahin jaket, padahal yang gendut siapa). Pokoknya dari segi model ini paling nggak bagus makanya cuma gue pake kalo lagi intens ujan atau pas jaket lain dicuci semua. Secara fungsional sih lumayan meski bahannya nggak setebel jaket kedua, tapi nggak gampang basah.

Yah, intinya gue lagi pengen jaket yang modelnya oke, fungsional juga iya. Kayak gini nih.
Namanya parka. Biar berasa di englan-englan gitu lho mz, mb hhe. Nggak deng, serius parka ini modelnya lucu-lucu (minus bulu) dan kayaknya anget tapi nggak bikin panas juga (nah lho gimana tuh). Selain itu gue pengen jaket yang bahannya beda, yah kayak parka dan parasut-parasut gitu deh, biar lebih waterproof sekalian. Jaket windbreaker ala Nike-Nike gitu juga gapapa sih, tapi gue prefer parka karena modelnya belom punya hehe. Btw gue udah pernah nyoba ke dua tempat buat nyari parka, mall sama Gedebage. Cari di mall salah banget karena rata-rata parka yang gue temui harganya 7 digit, paling murah 800k. Merk luar sih. Nah, di Gedebage ini buanyaaak banget, tapi rata-rata second dan justru karena banyak banget itu gue jadi bingung mau beli yang mana. Dulu ke Gedebage-nya sama pacar sih, jadi nggak ngerti parka mana yang bagus dan cocok buat gue huehuehue. Mungkin lain kali bakal nyari parka sama temen cewek yang ngerti aja.

3. Tas
Sejak SMA, gue tergila-gila sama yang namanya backpack. Sampe kuliah pun, gue hampir selalu make backpack ke kampus. Simpel aja, backpack muat macem-macem termasuk laptop gue, sekarang juga banyak backpack yang fungsional dengan model super lucu dan harga terjangkau (yang jelas bukan J*nsport si kapitalis). Tapi belakangan ini gue nyoba shouler bag dan ternyata.. Pewe banget! Bahu gue nggak pegel sebelah, soalnya dengan kapasitas tas yang terbatas, gue jadi nggak bawa banyak barang, paling cuma buku tulis/sketchbook kecil, tempat pensil, dompet, payung lipet, sisir, udah. Kalo pas gue make backpack dulu, gue bawanya macem-macem; laptop sama adapternya, charger hape, dompet, sketchbook yang agak gede, tempat pensil, jaket, macem-macem deh. Btw, nggak semua shoulder bag enak dipake sih. Kebetulan aja punya gue pewe, persis kayak yang dipake mbak ini nih, tapi lebih kecil lagi. Kalo yang gue Google sih, namanya cotton shoulder bag.
Gue udah punya tas ini lama ternyata, tapi teronggok gitu aja di laci kosan. Kalo nggak salah sih oleh-oleh nyokap dari Thailand, ada gambar gajahnya juga soalnya. Oh ya, modelnya bikin bahu lo nggak capek dibanding shoulder bag atau tote bag biasa hehe.

Trus kenapa mau beli baru???

Soalnya.. Punya gue yang itu udah mulai rusak :( tali yang ngiket kiri kanan cantolannya udah lepas nggak tau kemana, lapisan kain bagian dalemnya ada yang rusak jadi benangnya suka kemana-mana dan nyangkut di barang-barang terutama sisir, trus bagian bawahnya juga ada yang udah robek :( kayaknya emang tasnya yang nggak awet, soalnya gue juga belom lama makenya. Kalo disuruh beli baru, mungkin gue bakal beli model sama atau nggak.. Tote bag.

Ini tote bag. Anak SR banyak banget yang pake tote bag entah kenapa, tapi setelah gue pikir-pikir emang cocok buat yang kuliahnya nggak harus selalu bawa buku berat dan laptop sih kayak anak-anak SR. Gue jadi tergoda beli karena belom punya sama sekali hehehe. Selain itu banyak tote bag yang desainnya lucu-lucu. Dibanding backpack, tentunya tote bag jauh lebih praktis, barang bawaan tinggal keluarin, tinggal masukin gitu aja. Cuma mayoritas totebag emang terbuka sih, nggak ada ritsleting, velcro, atau magnetnya, jadi agak ngeri kecolongan. But still, selama modelnya lucu dan enak dipakai, kenapa enggak? :3 Gue pengen yang nggak sekedar canvas tote bag kotak gitu doang sih, pengennya kayak yang digambar, warna item dan nggak bentuk kotak (nggak bersudut) dengan desain bagus dan dengan ritsleting/velcro/magnet hahahah banyak mau banget sih. Tapi gimana dong.

4. Kacamata
Lagi-lagi, sejak SMA, gue selalu pake model kacamata yang sama. Liat sendiri aja ya kayak yang di foto sidebar gue atau di profile picture FB gue hahaha. Intinya sih full frame agak tebel, warna item, bentuk cenderung kotak, dan ramping (bukan kacamata gede ala anak gaul). Gue akui, kacamata model itu timeless dan cakep banget, at least bikin yang make keliatan lebih cakep dan pinter huehuehue. Tapi belakangan ini gue jadi agak bosen, pengen nyoba model baru yang belom pernah gue coba sebelomnya. Fyi, sebelomnya gue udah pernah nyoba kacamata half frame, full frame tipis dengan warna.. ungu metalik, ew, dan kacamata yang kayak gue pake sekarang, cuma lebih gede ala anak gaul. Tiga-tiganya nggak ada yang sreg, dan gue emang paling pewe pake yang model sekarang. Main aman sih lebih tepatnya. Nah, kebetulan kacamata gue yang sekarang udah mulai rusak, selain lensanya perlu diganti karena kemungkinan minus nambah, bagian sampingnya yang buat dicantelin ke kuping udah longgar banget, gue nunduk aja langsung lepas. Kalo disuruh ganti sekalian sama frame-nya, mungkin gue bakal ganti kayak gini..

Kacamata retro, mirip kayak yang dipake Kaoru di Sakamichi no Apollon, cuma yang lebih membulat kali ya bawahnya, kayak gini. Masalahnya half-frame sih, gue masih nggak yakin juga soalnya half-frame lebih rentan rusak hehe. Atau nggak..

Cat eye! Kalo dipake sama mbak Keiko Lynn sih bagus, nggak tau ya kalo gue hahahahah. Lagian susah nemu cat eye glasses yang bagus dan cocok sama muka kita, kalo salah nanti dibilang kayak tante-tante :| tapi gue masih ada satu lagi model kacamata yang dipengenin kok, yaitu..

YASUYUKI OKAMURA GLASSES 
Gue nggak tau nama modelnya, gue baru tau kacamata model ini dari om Yasuyuki Okamura. Yang lucu dari kacamata ini, doi ngasih kesan seakan modelnya half frame, padahal mah.. Full frame. Soalnya warna framenya bagian atas item, bagian bawahnya bening hehehe. Lucu kan??? Lucu dong. Ini ada versi kalo cewek yang make, sama versi Kyary Pamyu Pamyu (kalo kata cowok gue: "lah iya Kyary dipakein kacamata apa aja juga cocok, lah elu???" hiks). Paling pengen beli yang kayak gini sih, tapi cocok nggak ya di gue? Pernah nemu juga sih di distro yang mirip kayak gini cuma bagian bawahnya membulat, beli yang kayak gini lagi kira-kira dimana ya?



Nah, itu dia empat item yang pengeeeeeeeeeeeeeen banget gue beli untuk saat ini. Banyak? Nggak juga. Kalo dibandingin sama cewek kebanyakan, mungkin gue termasuk cewek yang jarang belanja. Gue beli kacamata, sepatu sama tas mungkin sekitar 2 taun sekali, tergantung rusak apa nggak, kalo baju sih mending, bisa beberapa bulan sekali, itupun nggak belanja gede dan kalo ada yang mau dibeli aja. Gue sama cowok gue masih lebih sering cowok gue yang belanja mungkin, hahaha. Soalnya gue selama ini nganut prinsip "kalo masih bisa dipake nggak usah beli baru". Tapi makin kesini gue makin concern soal penampilan, karena meski masih bisa dipake, barang-barang gue ternyata banyak yang nggak bagus modelnya hehehe. Jadi ya gitu.

Btw, ini bukan kode lho, tapi kalo mau diterjemahin sebagai kode juga gapapa, ultah gue masih 8 bulan lagi kok *LHO*. Intinya sih kalo ada yang punya jawaban-jawaban atas segala pertanyaan gue diatas, monggo kasitau.