Friday, December 20, 2013

Semester 5 yang bikin sibuk

Halo.. Seperti yang dijanjikan di post sebelumnya dan seperti kebiasaan gue setiap akhir semester, gue mau review dikit (baca: curhat) soal matkul-matkul yang gue ambil di semester 5 ini. Ternyata kata senior gue bener, things are getting busier once you're in the third year of college. Gue udah nggak se-santai pas tingkat dua dulu. :))

Oke, here's my review.

Studio Dwimatra
Lho? Apa ini? Kok bukan Grafis?
Naaaah. Ternyata di tahun ajaran baru kemaren, Seni Murni bikin kurikulum baru.
Angkatan 2012 yang notabene udah di tingkat dua, belom dikelompokkin ke studio. Instead, mereka nyobain satu-satu studio yang ada. Jadi digilir gitu, misalnya dua minggu ini di Grafis, dua minggu berikutnya di Keramik, begitu seterusnya. Kayaknya asyik, tapi sibuk juga. Kalo yang tingkat tiga sendiri pembagian studionya udah bukan 5 studio lagi, tapi 3; Dwimatra (2D) yang terdiri dari Lukis, Grafis dan Drawing, Trimatra (3D) yang terdiri dari Keramik dan Patung, sama Intermedia. Gue asalnya Grafis, jadi gue masuk Dwimatra. Di tingkat tiga ini juga mahasiswanya dibagi jadi dua jalur, Studio dan Kajian. Studio itu kayak gue, bikin karya. Kalo kajian itu yang mempelajari teori-teori seni, nggak bikin karya, dan TA-nya skripsi.
Enaknya, karena 3 studio di-merge, gue bebas mau milih masuk studio 2D yang mana semester ini. Akhirnya gue milih masuk Drawing yang baru ada kelasnya mulai tahun ini.
Sebenernya gue dulu masuk Grafis lebih karena basic drawing-nya, jadi karena sekarang udah ada studionya sendiri, gue sekalian masuk Drawing aja hahaha. Anyway, meski mahasiswinya (iya, cewek semua) cuma 5 orang termasuk gue, studio Drawing asik-asik aja karena sesuai minat. Yaa mirip-mirip matkul Gambar III-Gambar IV yang gue pelajarin di tingkat dua lah, cuma bener-bener dibebasin aja mau gambar apa, selama punya konsep. Abis gambar, nanti dibahas satu-satu sama dosen. Oh ya, dosennya diambil dari dosen seni lukis (yang dulu ngajar matkul Gambar IV) dan lumayan enak meski kalo ngomong suka lama dan berbelit-belit hahaha. Doi paling excited kalo diajak ngomong soal Ghibli-Ghiblian atau Jejepangan (bukan otaku stuff, lebih ke culture sama art-nya), soalnya doi S3 di Jepang dan punya istri orang Jepang.
Tugas akhirnya bikin karya minimal 6 (yang gue buat hanya dalam seminggu, hiks) dengan konsep yang udah kita asistensiin sebelumnya. Jadi kayak buat series of drawing gitu deh, konsepnya sama. Begonya, gue nggak foto dulu tugas akhir ini sebelom dikumpulin, padahal perjuangan bikinnya :(
Kekurangan kelas Drawing ini satu, nggak punya studio :| awal-awal kita emang make ruangan kosong di sebelah Grafis bawah, tapi ternyata suka dipake sama 2012. Mau make ruangan lain, nggak ada yang kosong. Yaudah deh akhirnya nggak ada studio dan kita ngerjain tugas di rumah atau kosan masing-masing :|
Btw, semester VI rencananya gue mau ambil Drawing lagi. Semoga menyenangkan deh.

Nih satu-satunya tugas UAS yang sempet gue foto, itupun pas masih WIP. Lupa judul yang ini hahahaha, yang jelas awalnya "Anima(l) Series #1".


Metodologi Penelitian Seni
Alias Metlit.
Salah satu matkul yang tersohor ribetnya di kalangan senior Seni Rupa. Inti dari matkul ini adalah bikin karya ilmiah, tapi yang berkaitan dengan seni. Buat yang masuk jalur Kajian, Metlit ini jadi asistensi awal dari skripsi yang mau buat. Jadi topik yang lo pilih di Metlit akan dilanjutkan jadi skripsi lo. Untung gue studio, karena oh karena ternyata bikin karya tulis di level kuliah nggak segampang yang gue bayangkan :') TTKI, matkul serupa yang gue ambil di semester satu, juga nggak sesusah ini. Dosennya sendiri adalah dosen strict yang ngajar Seni Rupa Asia di tingkat dua, dimana lo nggak boleh dateng telat semenitpun di kelasnya kalo nggak mau nggak dapet absen. Dan kelas dosen ini SELALU pagi, jam 7an gitu deh. Di kelas dia, absen lebih dari tiga kali berarti langsung nggak lulus. Untung gue cuma miss dua absen. Itupun abis gue miss dua absen ini, gue nggak pernah tidur (serius) di malem sebelum matkul ini. Karena buat gue, begadang lebih gampang daripada bangun pagi. Gara-gara begadang, pas kuliahnya gue malah sering tidur. Perjuangan banget deh huhuhu. Tapi walau dosennya strict, dia nggak pelit nilai. Sejau ini, matkul yang dosennya dia Alhamdulillah gue selalu dapet A, padahal effort ya gitu-gitu aja. Disyukuri aja lah ya hehehe.
Btw, di matkul ini gue ngambil topik Analisis Karya Hayao Miyazaki. Iya, topiknya emang boleh sesuai minat, selama jelas dan masih nyerempet seni, ntar bakal diasistensi kok. Di Metlit kita cuma bikin bab I-nya sih, tapi di matkul semester berikutnya yaitu Seminar, kita bakal disuruh bikin sampe akhir. Mati nggak lo.

Seni Rupa Modern
Materi asyik, dosen dan asdos baik. Saking nyantainya kuliah ini, mahasiswanya dateng 45 menit sebelum kelas berakhir pun kayak nggak peduli. Kayak namanya, di matkul ini kita belajar tentang jenis-jenis Seni Rupa Modern, kayak Konstruktivisme, Fauvisme, Pop Art, dan lain-lain. Buat UAS kita disuruh presentasi berkelompok soal aliran Seni tertentu. Nilai UAS-nya diambil dari keaktifan kita pas presentasi (keaktifan kita dalam tanya jawab pas presentasi kelompok orang dan kelompok sendiri lebih tepatnya) dan seberapa kita menguasai materi yang kita presentasiin (keliatan kok waktu kita presentasiin bagian kita di kelompok). Gue merasa nggak maksimal waktu presentasi, tapi untungnya dapet nilai yang memuaskan hehe.

Seni di Ruang Publik
Ini dia, Zonk of The Semester. Sumpah, kalo ini bukan matkul wajib, udah gue drop dari kapan tau deh. Intinya kita disuruh berkelompok, simulasi mau bikin karya seni di suatu ruang publik (indoor). Jadi pertama kita cari tempat buat dipasangin karya seni kita (contohnya kelompok gue ngambil tempat di dalem Ciwalk), bikin konsep karya seninya, bikin proposal dan presentasi pura-pura buat client atau pemilik tempat (padahal sih buat dosen dan asdos), dan juga bikin maket serta prototype karya, yang tentunya semua diasistensi dulu. Nggak enaknya, matkul ini JAUH LEBIH RIBET dari matkul studio sendiri. Padahal SKS-nya juga cuma 2 apa 3 gitu, tapi berasa kayak 5-6 SKS. Pret. Dan apesnya lagi, karena satu dan lain hal, gue kedapetan kelompok yang nggak enak. Chaos lah pokoknya ngerjain tugas matkul ini. Hasil tugas akhirnya juga nggak lengkap (tanpa prototype dan proposal bagus) dan nggak maksimal :(
Gue cukup kapok ikut matkul ini. Dan bagian terburuknya: MATKUL INI ADA LANJUTANNYA DI SEMESTER DEPAN. Sama persis, bedanya nanti tempat yang dipilih harus outdoor. AAAAK.

Seni, Ekonomi, dan Pasar
Matkul ini gue ambil setelah bingung mau ngambil pilihan apa lagi soalnya SKS gue masih kedikitan. Setelah nanya sana sini, berbekal keyakinan bahwa matkul ini full teori dan dosennya asyik, gue pun ngambil. Dan ternyata emang nggak terlalu berasa kuliah, karena selain dosennya suka nggak dateng (nggak ada kelas), gue juga suka cabut dan nggak ada tugas kecuali tugas akhir. Di matkul ini diajarin seputar pemasaran seni, dari mulai penentuan harga karya sampe lelang. Pas kuliah kerjaan gue juga nggak terlalu merhatiin sih. Intinya gue ikut matkul ini buat formalitas menuh-menuhin SKS aja hehehe. Tapi UAS-nya asyik, soalnya sekelas diajak ke Jakarta buat liat lelang naik bus dan gratis tis tis tis. Pulangnya disuruh bikin review/resume gitu tentang lelangnya, dan gampang kok. Oh ya tugas akhirnya kita disuruh ngitung pengeluaran selama setaun buat karya, trus kita itung deh pake rumus yang udah diajarin buat ngitung berapa harga karya kita. Ternyata matkul ini nggak full teori, tapi untung itung-itungannya juga cuma satu dan nggak susah.

Pengantar Seni
Lumayan asyik. Dosennya ganti-ganti, dan biasanya lebih sering diskusi ketimbang kuliah. Oh ya, sesuai kurikulum baru, ini sebenernya matkul wajib buat tingkat dua, tapi berhubung dulu 2011 belom ada yang ngambil jadi ya terpaksa kita ikut kuliah ini sama 2012. Ruang kelasnya di Ruang Seminar sih, jadi adem dan luas. Yang diajarin di Pengantar Seni ini biasanya tentang keprofesian, kayak penjelasan tentang jalur Studio dan Kajian, prospek kerjanya, ilmu-ilmu yang dipelajari, gitu-gitu deh.

Media Seni
Matkul ini mirip banget sama Pengantar Seni dan kuliah ini diselenggarakan di hari yang sama dan diasuh oleh dosen yang sama, jadi penjelasannya sama persis kayak deskripsi gue tentang Pengantar Seni kecuali paragraf terakhir dan di matkul ini dosennya nggak ganti-ganti hehehe. di Media Seni, kita belajar tentang.. Media Seni. Tiap media seni dijelasin, kayak Grafis, Drawing, Instalasi, gitu-gitu lah tapi bukan praktek melainkan teori tentunya. Kayak Pengantar Seni juga, di Media Seni terkadang ada tugas bikin paper. Nggak cuma dua matkul ini deng, hampir semua matkul yang gue ambil semester ini selalu ada tugas paper-nya, UAS apalagi. Kajian banget deh.

Udah.

Lho? Perasaan dikit ya. Tapi emang cuma segitu matkul yang gue pilih, dan totalnya 18 SKS, sama kayak semester-semester sebelumnya. Gue selalu pengen ngambil 20 SKS, tapi entah kenapa matkul pilihan yang menarik minat gue dan bisa gue ambil selalu sedikit, jadilah gue stuck di 18.

Intinya, semester ini udah mulai hectic. Entah perasaan gue apa gimana, tapi dari jaman gue TPB yang namanya semester ganjil itu selalu lebih hectic. Baiklah, segitu aja. Sampai jumpa di tahun 2014 dan doakan semoga gue bisa survive di semester VI ya! :)

Fyi

Okay, let's not beat around the bush.

I've got a few announcements to make.

First of all, on 17th December, I just had my second anniversary with my boyfriend. To me it's not a very long time, but hey, not bad. This year, it's my turn to receive present. He gave me a CD (Adhitia Sofyan - How To Stop Time; with cool illustrations!) that I wanted and a pencil case. As for myself, unfortunately I didn't prepare anything for him :( but I've promised him a special drawing that I'll do anytime soon, after I have the mood :P anyway, thanks for being a part-time lover and a full-time friend, thanks for putting up with me in these 2 years (this is my longest relationship so far), thanks for simply being there. I'm looking forward for another year(s) like this.




(and you, yes you who yawn while reading this, go get yourself a decent bf/gf so you can post a similar thing instead of getting bored)

Secondly, I just got a new hair cut. Probably a whole new one, because I've never had a haircut like this before. Y'know, I was afraid to cut my hair short but my beloved people encouraged me to do so. On top of that, Bandung gets hotter when you have a long hair, and tying my frizzy and thick hair into ponytail or bun is not a best choice for looking good. So, there goes my hair. But I gotta admit that I looove my new hair! It's short, simple, requires no hairband, and effortlessly makes me slightly looked more stylish. The bob haircut trend is probably almost over, but to hell with trend. Whatever people say, I love my new hair the way it is.

before and after. which one suits me better? :))

And last,
MY FIFTH SEMESTER OF COLLEGE IS OFFICIALLY OVER! And holiday's coming, yay! As usual I'll make a review for all the subjects I took at the end of the semester, really soon. My fifth semester is not that amusing, especially when you got a heap of paperworks for every fucking subjects.

Sorry if this FYI post is not important. Have a nice holiday.

Friday, December 6, 2013

Kunjungan ke JJS

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 1 Desember 2013 (hari Minggu), gue diseret Verol (yang notabene ketua unit kendo) buat jadi tukang dokum grading kendo di Jakarta Japanese School (JJS), Bintaro. Kita (gue dan unit kendo ITB) berangkat dari Bandung jam 5an pagi pake bus. Gradingnya sendiri sampe siang, itu udah plus latian. Sampe Bandung lagi kira-kira Maghrib lah.

Sebelumnya, apa itu grading kendo? Nah, layaknya martial arts lainnya, kendo juga punya yang namanya tingkatan, atau grade, atau rank. Ada yang namanya 'kyuu' sama 'dan'. Di grading kendo yang tiap taun ada beberapa kali ini (cmiiw), kendoka pemula maupun senior mengikuti ujian buat menaikkan grade mereka. Ya, kayak lo ujian buat naik kelas aja lah.

Oke, ini pertama kalinya gue ikut liat grading kendo. Jadi maaf kalo norak.

Gue juga pertama kali liat JJS. Ternyata sekolahnya guedeee banget, bentuknya komplek, yah mirip-mirip JIS gitu, mungkin segede Alpus (?). Soalnya JIS ini mencakup TK, SD, SMP, dan SMA. Kalo grading kendo ini tempatnya di dojo, deket gedung SD. Tapi yang gue liat dojo-nya nggak bener-bener dojo sih, soalnya lebih mirip auditorium sekolah Jepang biasa, dan dipake juga buat olahraga lain kayak basket. Nggak cuma grading, turnamen kendo juga suka diselenggarain disini.

Oh ya, maaf kalo kualitas foto-fotonya kurang bagus, pecah. Selain yang moto kurang ahli, gue ngambilnya juga dari aplotan fb dari yang punya kamera (punya anak kendo 2013) jadi mungkin ukurannya di-compress lagi sama fb atau sama yang punya kamera. Beberapa ada yang gue foto pake hp sih, dan kamera hp gue kurang bagus, jadi ya maaf maaf hehehehe.

manusia-manusia yang mau grading

Gue nggak mau komentar banyak soal grading-nya soalnya gue masih buta soal kendo, hehehe. Jadi mari kita skip dulu bagian ujiannya dan kita lihat bagian menarik yang lain..Yaitu JJS-nya sendiri.

Gue sempet curi-curi keluar dojo buat liat-liat sekolahnya. Mirip-mirip sama yang di Jepang sih, dari layout kelas, adanya rak sepatu, pintu jendelanya, dan lain-lain. Banyak juga orang Jepang berkeliaran (well duh, namanya juga Jakarta JAPANESE School) di sekitar dojo. Ada yang anaknya lagi ikut grading/latian, ada yang anggota basket dan mau make dojo abis kendo kelar, ada yang nonton aja.

lorong di samping dojo. gue nyesel nggak ngedokum dari sini, malah dari tribun.

ada cukilan kayu! apa ya bacaannya?

ini bagian dalem gedung SD-nya, deket banget sama dojo. gede kan?

ruang-ruang kelas SD. lucunya, foto wali kelasnya dipasang di depan tiap pintu kelas. ada yang cakep lho *eh*

bikinan anak-anak SD yang dipasang di depan kelas :)

ruang kelas.. um, bacanya apa yah? :P

rak sepatu. di Jepang, kalo mau ke dalem sekolah mesti lepas sepatu dan ganti sama sepatu khusus.

murid-murid Jepang ini tentunya juga diajarin bahasa Indonesia. kalo ga salah ini ditempel di deket kantin atau koperasi gitu (?). keliatan gak tulisannya?

ini buku tulis sekolah yang dijual, harganya kalo gak salah Rp. 6000an. lucu ya gambar kucing, mauuu >.<






serangga gede-gede banget, dari jepang kah? :'|

nemu ginian di kaca ruang TU (entah TU entah ruang guru). random banget ya haha

ini juga random, ada ultraman di mading :)) bacanya apa sih?

ini dibuat dari susunan tusuk gigi/korek yang diwarnain lho, keren ya!

karangan murid-murid yang dipajang di tembok koridor

nih yang lebih deket deh. tentang apa ya karangannya? :-o

di depan dojo ada kolam renang, asik ya sekolahnya punya kolam renang se-bersih ini ;_; btw itu ada kendoka yang diceburin lol.

Karena keterbatasan waktu (dan keharusan gue untuk nge-dokum di dalem dojo), jadi gue nggak bisa jalan-jalan lebih jauh dan foto lebih banyak hal lain, padahal gue yakin banyak yang menarik hahaha. Btw, pas lagi mondar-mandir deket koridor gedung SD, gue sempet disapa 'konnichiwa' sama entah-ibu-ibu-atau-mbak-mbak Jepang. Gue loading dulu, jadi jawab 'konnichiwa'-nya agak lama hahahaha. Orang Jepang ramah juga ya ternyata.

Anyway, sampai jumpa pada kesempatan berikutnya (kalo gue jadi dokum lagi)~

Monday, November 18, 2013

Tragedi KFC

Dua post terakhir gue memang tentang tempat makan, tapi percayalah, gue bukan buzzer. Dan kali ini gue mau menceritakan pengalaman gue yang.. Err.. Baca sendiri ya. :')

Setiap hari Rabu, KFC ngadain promo 50% buat salah satu paketnya. Dan sebagai niggr mahasiswa negara dunia ketiga yang beli hp baru aja tinggal minta ortu nggak mampu, akhirnya gue dan Verol sepakat buat nyoba promo yang satu ini. Gue nggak terlalu merhatiin promonya, tapi kata Verol, kalo paketnya di-diskon, harganya bisa sampe 15ribuan. Lumayan.

Maka pada hari Rabu, 23 Oktober 2013 sekitar jam 7 malem, gue dan Verol berangkat dari kosan ke KFC Dago. Kenapa KFC Dago? Karena.. Kita bego.

Kenapa bego? Soalnya sampe sana, KFCNYA RAME BANGET. Antriannya panjang. Dan bisa dipastikan 90% pengunjung KFC saat itu adalah mahasiswa seperti kita (dasar mahasiswa oportunis, nggak bisa liat promo dikit!). Hal ini mungkin nggak bakal kita temui kalo kita ke gerai KFC lain yang ada di Setiabudi, BIP, Riau dan lain-lain. Soalnya daerah Dago emang deket dari kampus dan kosan mahasiswa. Rupanya gue dan Verol nggak belajar dari kesalahan waktu kasus promo Domino's Pizza di area yang sama, jadilah kita terpaksa ngantri berlama-lama. *hey, it rhymes!*

Selama ngantri, gue dan Verol berbincang-bincang.
Gue: "Paket yang promo yang mana sih?"
Verol: "Paket super besar"

Gue melihat ke jejeran gambar menu yang terletak di atas counter. Paket super besar isinya standar; nasi putih 1, ayam crispy 1, dan soft drink 1.

Tapi walau paket itu lagi promo, ternyata masih ada yang pesen paket lain. Halo? Lo ngantri berlama-lama gini bukan buat beli paket yang lagi promo?
Verol: Lagi promo gini masa' malah mesen paket lain? Tuh ada yang pesen Yakiniku."
Gue: "Ya temennya kali yang mesen paket promo?"
Verol" "Ya kenapa nggak sekalian dia juga?"
Gue: "Emm.. Nggak doyan kali. Hehe."

Setelah 20 menitan lebih ngantri, akhirnya kita berdua sampai di depan counter.

Sesaat sebelum mesen, gue memastikan dulu.
Gue: "Paketnya bener 'kan yang itu?" *sambil nunjuk Super Besar 1*
Verol: "Iya."
...Kok gue nanya ke Verol ya bukan nanya ke mbaknya sekalian?

Gue pun memesan 2 paket Super Besar 1, 2 perkedel, 1 cream soup, dan 1 es krim sundae. Tentunya nggak mungkin kita cuma pesen satu menu, 'kan? ;)

Nggak lama, menu yang dipesan ditaro di hadapan gue. Termasuk soft drink yang wadahnya berukuran cukup tinggi.

Gue: "Wah, gede juga."
Verol: "Ya emang iya, tuh ada." *nunjuk gambar Super Besar 1 yang ternyata soft drink-nya emang di-upsize. Wah gila, yang kayak gini di-diskon 50%? Pantes rame*

puas bro

Setelah semua pesanan keluar, kita bayar deh. Totalnya Rp. 73.000 termasuk pajak. Gue maupun Verol belom merasa ada keanehan, gue pikir itu harga yang wajar. Maka kita pun cari tempat duduk dan untungnya langsung dapet di pojok luar, padahal orang lain banyak yang harus nunggu dulu buat dapet tempat.

Kita pun duduk. Gue memutuskan untuk makan sundae gue dulu walau itu dessert, karena takut cair kalo gue makan paketnya duluan. Dan disinilah sesuatu mulai terungkap..

Verol: "Ces.."
Gue: "Ya?"

Verol merhatiin bon yang tadi dikasih.

Verol: "..Ini mah harga tetap."
Gue: "Hah???"

Disini gue masih nggak percaya.

Verol: "Iya jir, ini harga tetap, kayak makan biasa!"
Gue: "Hah? Mana coba liat!"

Gue ngeliat angka yang tertera di bon. 2 buah paket kita harganya 40ribuan. Berarti.. Seorang 20ribuan?

Gue: "Ini bukan harga diskon?"
Verol: "Bukaaan, ini harga makan kita biasa. Biasanya 20ribuan, 'kan?"

OH IYA. Tadi Verol juga bilang, paketnya kalo di-diskon harusnya jadi 10ribuan. Tapi ini kok...?

Verol: "Jangan-jangan ada batas jamnya?"
Gue: "Bisa jadi. Atau jangan-jangan paketnya yang salah. Coba cek deh."

Verol pun ngecek detailnya ke akun resmi twitter KFC, tempat dimana kita tau tentang promo itu.

Verol: "Oh ada batasnya, jam 9 malem."
Gue: "Tapi ini kan belom jam 9. Coba cek deh paketnya. Hahaha, bakal nyesek banget ya kalo salah beli paket."

Verol ngecek lagi. Gue harap-harap cemas.

Verol: "...Ces."
Gue: "Gimana?"
Verol: "Paketnya SUPER MANTAP, Ces.."

HAHAHAHA. NYESEK BANGET.

Jauh-jauh ke KFC, susah-susah ngantri lama, keluar duit banyak, ternyata.. Kita salah mesen paket, sodara-sodara. Yang promo itu SUPER MANTAP, yang kita pesen malah SUPER BESAR 1.

U MAD BRO?

Gue cuma bisa berusaha menertawakan kebodohan kita. Ketawa getir sih lebih tepatnya. Verol minta maaf karena doi udah dengan pedenya bilang yang promo Super Besar 1. Gue juga salah sih, nggak kroscek dulu sama mbak-mbak di counter. Sudahlah, apalah artinya penyesalan dan maaf, nggak akan memutar balik waktu dan mengembalikan duit kita. Lebih baik kita.. Denial.

Verol: "Tapi ayamnya lebih gede. Minumnya juga."
Gue: "Iya sih. Hehehehe."

Verol denial. Gue tertawa getir part II.

Gue: "Kalo anak-anak (temen-temen unit yang kebetulan lagi makan di meja berbeda) tau, gimana?"
Verol: "Jangan! Cukup kita dan Tuhan yang tau."
Gue: "..."

(..Pada akhirnya Verol menceritakan ini ke anak-anak unit Kendo jadi gue rasa gapapa nge-post ini di-blog, sih.)

Gue pun segera menyingkirkan bon. Yah, siapa tau ada salah satu temen yang ke meja kita dan ngeliat bon-nya.. Trus kita diketawain gara-gara salah paket.

Gue: "Kalo ditanya kenapa ayamnya atau minumannya gede, gimana Rol?"
Verol: "..."
Gue: "Jawab aja ya 'ya iyalah, kita 'kan beda, kalian rakyat jelata!' atau bilang aja 'tau nih, mas-masnya salah ngasih'. Hahaha.."

Gue lagi-lagi tertawa getir.. Sambil denial.

Dan lo tau apa yang tambah bikin nyesek? Rabu minggu depannya setelah insiden salah paket ini, KFC lagi-lagi ngeluarin promo diskon 50%.. Buat paket SUPER BESAR 1.

*nangis*

Monday, November 11, 2013

Ngebarbel Bersama Agung Hercules

Jadi, ada seorang temen gue bernama Happy yang ngefans banget banget sama Agung Hercules dari awal kemunculannya. Hah? Lo gatau siapa itu Agung Hercules? Coba deh Google dulu biar nggak kuper-kuper amat. Nah, jadi si Agung ini kebetulan baru buka restoran bakso di Bandung, namanya Bakso Barbel. Temen-temen lain udah ada yang kesana pas grand opening dan ketemu sama Agungnya langsung (foto dan minta tanda tangan, pula!), tapi sayang si Happy banyak urusan jadi nggak bisa ikut. Maka dia pun berinisiatif bikin kloter kedua ziarah kunjungan ke Bakso Barbel.

Peserta: Happy, gue, Verol, Arnold, dan Tahta yang kebetulan rumahnya di Antapani dan mau sekalian pulang.

Singkat cerita, hari ketiga setelah grand opening yaitu hari Jumat (8/11) siang kemaren kita langsung capcus kesana. Kebetulan kita berlima udah nggak ada kuliah (gue hari itu malah nggak ada kuliah sama sekali). Yah, kali aja masih ada Agungnya.

yang dateng disambut ginian. #okesip

Setelah sempet nyasar dan muter-muter, akhirnya kita sampe disana. Alhamdulillah mas Agung ada :)) kita (plus Happy yang salting berat) langsung dipersilahkan masuk sama Agungnya langsung (baiknyaaa). Dan ternyata disana baksonya kita ngambil dan milih sendiri di tempat yang udah disediain, baru abis itu dibawa ke kasir buat diitung dan dibayar. Oh ya, baksonya bakso Malang. Nggak ada mie. Gue ambil dua bakso alus, dua bakso barbel yang bentuknya barbel beneran, satu bakso urat, dan satu.. siomay goreng? Bakso siomay? Gue lupa namanya, pokoknya kayak siomay tapi digoreng dan makannya dicampur bakso.

punya gue, *uhuk* ronde satu. keliatan nggak bakso bentuk barbelnya? :D

Sebelum review makanannya, perlu diketahui bahwa sesuai namanya, barang-barang di Bakso Barbel banyak yang berbentuk barbel. Meja tempat kita ngambil bakso, meja dan kursi makannya, peralatan makannya (alas mangkok, sendok, garpu), bahkan ada gitar bentuk barbel yang dipajang disitu :)) wah, totalitas banget deh pokoknya. Kata Agung gelasnya juga sebenernya ada yang bentuk barbel, tapi masih terbatas karena doi pesen di Hongkong, jadi kita make gelas biasa dulu deh.

meja dan kursi barbel

gitar barbel. emang enak ya makenya? apa cuma pajangan?

Oke, balik ke makannya. Abis bayar kita langsung duduk dan naro mangkoknya di meja, siap-siap makan. Tapi tiba-tiba nggak dibolehin sama Agung! Lho, kenapa? Karena oh karenaaaa.. Ternyata kalo mau makan, mangkoknya HARUS ditaro diatas alas yang bentuknya barbel. Kalo makan bakso kayak biasa kan kita mesti nunduk-nunduk nyamperin mangkoknya biar kuah atau bakso yang disendokin nggak tumpah, naaah, di Bakso Barbel ini beda. Kita nggak perlu nunduk, mangkoknya udah tinggi karena dikasih alas, jadi kita tinggal nyendok dan makan aja. Solusi bagus tanpa harus nguncir rambut buat yang rambutnya panjang dan suka 'membandel' kayak gue, jadi rambutnya nggak masuk-masuk ke mangkok :D

ini nih alasnya, bentuk barbel juga!

Biasanya, restoran yang gimmick-nya bagus kayak Bakso Barbel ini, rasa makanannya malah medioker. Tapi Bakso Barbel NGGAK. BAKSO BARBEL ENAK. Sumpah, udah lama gue nggak makan bakso Malang seenak ini. Mie bakso yang kemaren gue makan di depan kampus pun terasa kayak karet saking kalah enaknya. Kuahnya juga enak tanpa perlu tambahan macem-macem. Kalo gue sih ditambah saos dan sambel dikit, plus taburan bawang goreng. Dan bakso berbentuk barbel yang awalnya gue kira rasanya bakal biasa aja karena effort udah abis di bentuk, ternyata malah jadi primadona yang paling enak. Lebih empuk dari yang bakso alus dan kerasa banget dagingnya (well, semua baksonya kerasa banget dagingnya sih sebenernya). Pantes ya harganya paling mahal, sebiji 4000 :P overall baksonya nggak ada yang nggak enak, meski yang bakso urat menurut gue masih terlalu alot. Favorit gue kedua setelah bakso barbel adalah bakso alus atau bakso gorengnya. Oh ya, bakso-bakso disini punya nama yang unik lho. Yang gue inget itu bakso SOPAN, kepanjangan dari bakSO PANjang. Penamaannya khas Agung Hercules yang suka singkatan-singkatan kocak :))

Karena baksonya enak, kita berlima nambah lagi. Gue yang tadinya udah nggak mau nambah jadi nambah gara-gara mupeng liat yang lain pada makan lagi. Bakso kloter dua gue: bakso alus, bakso urat, dan bakso goreng.

ronde satu: TANDAS, LICIN, BERSIH! siap untuk ronde kedua!

Kalo soal harga, Bakso Barbel ini standar restoran bakso lah, nggak murah, nggak mahal juga. Harganya beragam tergantung jenisnya. Yang paling murah kalo nggak salah bakso goreng atau bakso alus gitu (lupa), Rp. 2000. Yang paling mahal ya bakso barbel tadi, Rp. 4000. Dua ronde, gue abis sekitar 20 sampe 30ribuan Rupiah. Kalo dari harga sih Bakso Barbel ini emang bukan tipe tempat makan yang kita (baca: mahasiswa) bisa datangi setiap harinya, apalagi cukup jauh dari kampus dan kosan, but the price and the distance worth the taste and experience :D

Ngomong-ngomong soal experience, selama makan disana kita sesekali diajak ngobrol sama Agung. Doi orangnya selain kocak juga humble banget. Kalo gue perhatiin, tiap orang yang datang dan makan disana pasti diajak ngobrol semua, bahkan diajak bercanda. Ada yang minta foto pun nggak masalah. Karena ini mungkin kesempatan sekali seumur hidup *lebay*, setelah makan kita tentunya minta foto. Apalagi Happy, yang cita-cita hidupnya ketemu Agung Hercules. Apalah artinya makan di Bakso Barbel tapi nggak foto sama Agungnya? :P

Maka inilah hasil foto-fotonya.

jangan iri ya!

Kalo iri dan penasaran, dateng aja ke Bakso Barbel di ruko Puri Dago, Antapani, Bandung. Gue lupa sih buka sama tutupnya jam berapa. Tapi nggak jamin ya bakal ketemu sama mas Agung, soalnya udah lewat lama dari grand opening :P (mungkin gue kapan-kapan bakal kesini lagi buat makan bakso enaknya)

sebelum balik, sempet ngeliat mobilnya Agung di parkiran. BAHKAN BENTUK PLAT SAMA NOMER PLATNYA BARBEL, SOB! *terharu*

Thursday, October 31, 2013

Our Common Mistakes in English

Halo! Kali ini gue mau membahas soal kesalahan yang paling sering kita lakukan dalam menggunakan bahasa Inggris (ataupun dalam penerjemahannya). Gue sendiri masih sering salah-salah kok dalam ngomong pake bahasa Inggris, jadi kita sama-sama belajar aja ya. Kalo di post ini ada yang kurang tepat pun, mohon koreksinya. Oke oke?

Macaron vs Macaroon
Belakangan ini di Indonesia ada kue asal Prancis yang lagi ngetren banget. Bentuknya mirip burger tapi lebih cantik, rasanya manis, teksturnya lembut dan sangat ringan. Ukurannya mini, nggak lebih dari seukuran telapak tangan anak kecil. Kue ini tersedia di kafe dan toko kue di kota-kota besar dalam berbagai warna dan rasa. Namanya macaroon. Eh, apa macaron, ya? Ada yang nulis macaron, ada juga yang nulis macaroon. Nah lho, bingung kan? Mana yang bener? Apa dua-duanya bener? Coba lihat gambar di bawah ini.

Udah jelas? :D

Jadi, kue yang lagi ngetren banget dan suka kita makan itu namanya macaron, dengan satu huruf o. Macaroon, dengan dobel o, juga merupakan kue dari Eropa sana, tapi beda banget. Nah, jangan sampai salah ya. Kalo suatu hari kita ke Eropa dan masih nggak tau perbedaan antara macaron sama macaroon, kan nggak lucu salah beli dan ngotot-ngototan sama yang jual. :P *lebay*

Lebih Prefer?
"Gue lebih prefer kayak gitu sih"
"Lo lebih prefer yang biru apa merah?"
"Ya gimana dong, dia lebih prefer di rumah"
Pasti nggak asing deh sama pemakaian bahasa Inggris di atas. Kita emang suka banget nyampuradukin bahasa Inggris sama bahasa Indonesia, tapi bukan itu yang mau gue permasalahin. Masalahnya adalaaaah.. 'lebih prefer'. Coba kita terjemahkan kata 'prefer' itu sendiri ke dalam bahasa Indonesia. Prefer artinya lebih suka. Jadi, kalo kita nulis atau ngomong 'lebih prefer'? Jadinya 'lebih lebih suka' :D redundan banget kan? Nah, kenapa nggak cukup pake kata 'prefer' aja tanpa kata 'lebih' di depannya? Gue sih lebih prefer kayak gitu. *ups*

Costumer vs Customer
Nggak jarang gue nemu penjual (terutama online shop) yang masih nggak tau ejaan yang bener untuk bahasa Inggrisnya pelanggan, yaitu 'customer'. Mereka malah nulis 'costumer', yang artinya.. Apa ya? Tukang kostum? :))
be a smart seller by using the correct spelling dulu, mungkin? :P

Kalo yang gue liat dari halaman Wikipedia, definisi 'customer' kayak gini:
"A customer (sometimes known as a client, buyer, or purchaser) is the recipient of a good, service, product, or idea, obtained from a seller, vendor, or supplier for a monetary or other valuable consideration."
Berarti padanan bahasa Inggris untuk 'pelanggan' yang benar adalah 'customer'. Kalo costumer? Nah, ternyata costumer ini juga punya arti, arti yang berbeda banget dengan kata 'pelanggan'. Kalo menurut Wikipedia lagi nih:
"Costumer may refer to:
- one that deals in or makes costumes
- a costume designer
- an upright stand with hooks or pegs on which to hang clothes
- Anagram of customer"
Nah, nggak ada yang artinya merujuk pada pelanggan, 'kan? Masa' manggil pelanggan pake anagram segala? :P well, ketukernya posisi huruf u dan o ini mungkin terkesan sepele. Tapi buat penjual, terutama yang target pasarnya sampai ke orang intelek atau negara lain, hal ini bisa aja lho menurunkan kredibilitas. :)

Unmood?????
Hayo, siapa yang suka masang status atau ngetweet "unmood"? Kalo tiga kesalahan umum diatas juga pernah dilakukan para bule, maka yang satu ini kayaknya khusus orang Indonesia. Buat yang nggak tau, istilah 'unmood' ini dipopulerkan sama Aurel Hermansyah. Artinya hanya Tuhan dan Aurel yang tau. Nggak deng, artinya ya bisa bad mood, nggak mood, mood lagi jelek, dan sejenisnya.

??????

Coba cari istilah 'unmood' di kamus, mau yang cetak ataupun online. Ada nggak? Mau nyari sampe gue kurus pun nggak bakalan ada, karena memang ini bukan istilah bahasa Inggris yang benar. Bahkan ada yang bikin analisis linguistiknya lho, coba buka ini deh. Instead of saying 'unmood', kenapa nggak nulis aja bad mood, nggak mood, mood lagi jelek, dan lain-lain ya? Karena lebih ringkas dan terkesan keren kah? Anyway, mari kita bersyukur karena Aurel udah balik ke jalan yang benar.


Okeeeeeee, segitu dulu aja share-nya. Kalo ada tambahan lagi, bakal gue update atau gue bikin di post baru. Maaf bagi pihak-pihak yang tersinggung sama postingan ini, ngerasa gue sotoy atau menggurui, gue cuma mau mengurangi pembodohan publik *ups, kesinggunglagi? :P* ya bebas sih mau make kata manapun yang lo anggap bener atau lebih enak dipakai. Pokoknya, semoga post gue kali ini bermanfaat :)

Tuesday, October 8, 2013

Roti

Kali ini gue mau nulis tentang Roti. Bukan, bukan roti makanan pokok orang bule itu, walau yah Roti yang gue maksud disini mungkin sama pentingnya. Bagi mahasiswa mahasiswi daerah tenggara di kampus saya, atau setidaknya sebagian besar dari mereka, Roti, layaknya roti, adalah kebutuhan sehari-hari. Hal yang pokok.

Hah? Emang Roti yang dimaksud disini apaan sih?

Baiklah, akan gue jelaskan. Bagi yang nggak tau, Roti adalah seekor anjing betina liar berbulu hitam berjenis kampung (mungkin) yang kerap berkeliaran di daerah tenggara kampus ITB, terutama di areal gedung FSRD dan SAPPK. Jadi, nggak heran kalo anak-anak FSRD dan SAPPK udah akrab sama anjing yang satu ini. Gue pun hampir setiap hari ketemu Roti, apalagi kalo lagi di sekitar kantin Arsi. Biasanya dia bakal ngeliatin orang-orang yang lewat, berharap dapet makanan atau elusan. Mungkin. Gue sendiri kayaknya belom pernah megang atau ngelus Roti. Sebagai a cat person, jujur aja, gue nggak akrab sama Roti dibanding temen-temen gue. Malah mungkin agak sedikit takut, apalagi kalo gue mau diendus. Tapi gue juga nggak bisa boong kalo Roti emang anjing yang setia. Gue inget, waktu itu gue dan temen-temen gue masih TPB dan lagi pulang malem abis gawe wisudaan. Terus ada Roti, nemenin kita jalan dari selasing sampe ke gerbang depan. Entah kenapa dia bisa ada di selasing, mungkin ngekor tatib dari gedung. Roti ke gerbang depan pun mungkin bukan bener-bener bermaksud buat nemenin tapi iseng ngekor kita aja, but still, gue merasa senang dan aman waktu itu. Hehe.

nah. ini Roti yang dimaksud.

Layaknya anjing liar pada umumnya, Roti suka cari makan, kawin (dan biasanya hasil perkawinan ini diadopsi sama orang sekitar), jalan-jalan, dan kadang main sama anak-anak tenggara. Roti adalah anjing yang sangat jinak, mungkin karena dari kecil doi hidup dan tumbuh di lingkungan yang banyak manusia-manusia baik hati kali ya. Gue belom pernah tuh denger dia ganggu orang, gigit orang, ngejilat orang sembarangan. Doi emang suka ngendus-ngendus, tapi ya nggak rese, kalo orangnya menghindar, Roti bakal ngerti sendiri. Kalo soal berantakin sekitar atau ngacak sampah sih jujur gue nggak tau, tapi rasanya gue belom pernah liat dia kayak gitu. Harusnya sih, nggak ada yang merasa terganggu dengan keberadaan Roti. Harusnya.

Tapi ternyata gue salah.

Ada yang minta ke 'pihak berwenang' di kampus gue untuk menertibkan Roti (serta anjing-anjing liar lainnya dan orang gila yang sering berkeliaran di kampus). Kalo mau tau kronologis lengkapnya silahkan baca disini. Singkat cerita, anjing-anjing liar yang suka berkeliaran di kampus akhirnya mati karena penertiban tersebut. Dan Sabtu kemarin, Roti mendapat giliran.

EDIT: Awalnya gue kira Roti diracun dengan semena-mena sama 'pihak berwenang' tersebut. Dan mungkin banyak orang lain yang berpikiran sama kayak gue. Tapi tolong, baca link storify kronologis yang gue tulis di paragraf atas, lalu bacalah notes yang dipost senior saya ini. Fyi, senior saya itu ada di tempat kejadian saat Roti yang sekarat hendak dibawa pergi pihak berwenang, dan dia mau klarifikasi kejadian yang sebenarnya, kenapa Roti bisa mati dan lain sebagainya. Biar nggak ada miskomunikasi lagi.

Gue salut sama senior-senior gue yang udah mau ngambil tindakan kongkrit dan berusaha sebisanya daripada cuma ngeluh-ngeluh di twitter kayak yang gue lakukan. Sayang, nyawa Roti udah diujung tanduk. Roti udah terlanjur 'pergi' ke tempat yang (semoga) lebih baik.

Ini beberapa karya persembahan untuk Roti dari kami. Maaf ya Roti, kalo disaat-saat kamu masih ada dan berkeliaran dengan sehat di kampus, kami malah cuek. Gue bakal kangen sama sosok makhluk berbulu hitam berkaki empat yang dengan manja mengibas-ngibaskan ekornya dan membuntuti gue ke kantin arsi. Selamat jalan Roti. You will be missed. :')

Saturday, October 5, 2013

Mood-Boosting Movies to Watch

Halo pembaca setia blog ini yang mungkin hanya ada dalam khayalan gue, maaf ya makin lama frekuensi ngeblog gue makin berkurang. Kalo dulu jaman SMP-SMA bisa tiap beberapa hari sekali, sekarang bener-bener cuma kalo ada yang mau ditulis aja, bisa sampe sebulan atau lebih. Duh.

Jadi, belakangan ini entah kenapa mood gue lebih sering jeleknya daripada bagusnya. Buat mengatasi hal itu, gue biasanya cari hiburan, salah satunya dengan nonton film. Bisa dari DVD, file di laptop, atau di bioskop. Nah, daripada gue nggak ada bahan buat nulis disini, gimana kalo gue bikin review super singkat tentang film-film yang gue baru tonton belakangan ini? Oke? Oke deh.

In a random order aja ya, dari yang gue inget aja hahaha.

1. 50/50
Filmnya nyeritain tentang kehidupan seorang cowok (JGL, aka Joseph GantengGordon-Levitt) yang berubah dalam sehari gara-gara doi divonis kanker. Dari situlah doi memulai struggle dengan 'kehidupan baru'-nya, dan juga dengan orang-orang sekitarnya; pacar (Bryce Dallas Howard), sahabat (Seth Rogen), orangtua, sampai terapisnya (Anna Kendrick). Yang butuh drama atau minimal asupan aktor/aktris cakep silahkan nonton ini, meski menurut gue bukan film tearjerking, tapi cukup menyentuh kok.

2. Insidious: Chapter 2
Udah nonton film yang pertama? Maka lo HARUS nonton film ini. Lebih bagus, menurut gue. Cukup banyak plot twist dan misteri dari film pertama yang tersingkap disini. Sebenernya kalo lo belom nonton yang pertama gapapa sih nonton ini, tapi gue saranin nonton aja biar nyambung. Kalo ditanya sereman mana sama yang pertama, gue akui hampir sama, tapi lebih ngagetin dan bangke yang pertama (adegan di meja makan TIADA DUANYA). Tapi tentu saja yang namanya serem itu relatif, yang jelas di Insidious: Chapter 2 ini adegan-adegannya lebih intens. Ceritanya masih sama, kali ini keluarga Lambert pindah ke rumah ibunya si Josh setelah insiden di film pertama. Tapi ternyata mereka masih aja diganggu setan dan bahkan lebih parah. Kenapa bisa gitu? Tonton sendiri ya. Eh nggak sendiri juga sih, ajak siapapun buat nemenin lah.

3. World War Z
Gue emang nggak banyak nonton film soal zombie, tapi kayaknya World War Z termasuk film zombie yang bagus. Bayangin, nggak ada ujan nggak ada angin, waktu lo lagi kejebak macet di tengah kota, tiba-tiba ada zombie outbreak. Padahal sebelumnya hidup lo normal-normal aja, tapi sejam kemudian lo harus kejar-kejaran sama zombie. Itu yang dirasain Gerry Lane (Brad Pitt, yang sekilas mirip Chris Hemsworth di film ini). Singkatnya, sementara keluarganya diungsikan ke tempat yang aman, Gerry harus berjuang melawan para zombie buat nemuin obat penawar virus zombie ini. Klise? Nggak juga. Filmnya intens. Banyak aspek psikologis dalam film ini. Konsep zombie-nya pun agak beda dari kebanyakan film; zombie disini sangat agresif, bisa lari dan loncat, dan orang yang terinfeksi bisa berubah jadi zombie dalam hitungan detik saja. Endingnya juga rasanya beda sama kebanyakan film zombie yang: cari peledak, ledakin semua zombie, semua zombie mati, human race wins. Pokoknya tonton aja deh.

4. Epic
Meski nggak se-epik judulnya, film kartun Epic boleh banget nih buat ditonton, apalagi buat penyuka film sejenis How to Train Your Dragon atau Rise of the Guardians, karena entah kenapa feel-nya mirip. Ceritanya ada seorang cewek bernama MK (aka Mary Katherine, suaranya diisi sama Amanda Seyfried) yang pindah ke rumah di tengah hutan tempat ayahnya tinggal. Ayahnya MK ini seorang peneliti yang emang terobsesi banget sama kehidupan di hutan dan teorinya soal adanya peradaban manusia berukuran kecil yang tinggal disana (yang uh, merupakan salah satu alasan kenapa ibunya minta cerai). MK juga awalnya nggak percaya dan bete sama ayahnya, sampai akhirnya dia ketemu langsung sama peradaban manusia kecil ini, bahkan ikut terlibat sama masalah mereka. Penasaran? Tonton aja Epic, lumayan buat hiburan. Oh ya, tokoh cowoknya ada yang ganteng lho. :))

5. Starter for 10
Kalo ditanya alasan gue kenapa nonton film ini maka gue akan menjawab: WELL DUH, KARENA PEMERAN UTAMANYA JAMES MCAVOY. Tapi setelah gue nonton film ini, ternyata nggak cuma James McAvoy yang bikin menarik. Ceritanya emang menarik. Drama comedy yang cukup ringan dan menghibur, soundtracknya juara. Tentang Brian Jackson, cowok yang sejak kecil suka banget sama acara TV kuis University Challenge. Karena kecerdasannya, doi berhasil masuk Bristol University dan masuk tim kampusnya untuk University Challenge. Tapi sayangnya kehidupan nggak pernah semulus paha ceribel, berhasil nggak ya si Brian menangin kuis itu dan ngegebet temen se-timnya? Mari kita saksikan di Starter for 10. Dan bagi Cumberbitches, Cumberbabes, apalah itu sebutan buat fangirl Benedict Cumberbatch, kalian mungkin mau nonton doi mukanya bonyok ditonjok disini hehehe.

6. Donnie Darko
Depressing. Itu kesan gue terhadap film ini. Tapi kalo lo suka teori konspirasi, film-film gelap dan berbau psikologis, atau Jake Gyllenhaal, silahkan tonton Donnie Darko. Nggak banyak yang bisa gue ceritain tentang film ini karena agak paradoks, pokoknya tentang kehidupan Jake Gyllenhaal eh Donnie Darko, seorang remaja yang mengalami gangguan kejiwaan. Suatu hari, waktu lagi tidur doi didatengin sama sosok seseorang yang make kostum kelinci menyeramkan, yang kemudian jadi teman imajinernya dan bernama Frank. Si Frank ini mulai nyuruh-nyuruh Donnie melakukan hal-hal berbahaya dan disinilah paradoks dimulai. Btw, selain melihat Jake Gyllenhaal yang masih imut-imut, kalian juga bisa ngeliat Drew Barrymore dan Seth Rogen semasa muda lho.

7. Paprika
Singkat aja, I LOVE THIS MOVIE. Paprika ini film animasi Jepang yang disutradarain Satoshi Kon; bagi yang udah pernah nonton Tokyo Godfathers, pasti nggak asing sama nama ini. Konsep inti ceritanya mirip sama Inception dimana lo bisa seenaknya masuk ke mimpi orang (dream therapy) pake alat. Nah, alat di film ini namanya DC Mini. Suatu hari, DC Mini dicuri dan departemen psikoterapi yang bertanggungjawab atas alat tersebut pun panik, soalnya bisa aja orang jahat make alat tersebut buat mempengaruhi siapapun lewat mimpi sesuka dia dan bikin dunia kacau. Dr. Atsuko Chiba dan timnya pun mencari si biang keladi. Oke, kenapa gue suka film ini? Karena simpel aja, 1. ceritanya mindblowing, dan 2. animasinya emang bagus. Jadi, masih nggak mau nonton?

8. The Hangover 1 & 2
Gue gabung aja ya karena inti ceritanya toh sama aja; empat orang sekawan yang pergi berlibur ke suatu tempat, minum, trus bangun-bangun udah ada di tempat lain dengan keadaan super duper kacau dan satu orang ilang, tanpa ada satupun yang inget apa yang terjadi semalem. Nah, sepanjang film ini mereka berusaha mencari tahu apa yang terjadi dan dimana teman mereka melalui petunjuk-petunjuk yang ada di sekitar mereka sampai akhirnya nemuin titik terang. Walau repetitif, tapi banyak banget humor yang menghibur disini; mulai dari Stu (Ed Helms) yang selalu apes, Alan (Zach Galifianakis) yang lucu tapi ngeselin, sampe Chow (Ken Jeong) si gangster Cina yang entah kenapa betah banget sama kawanan bodoh ini dan nambahin masalah. Kalo gue disuruh deskripsiin filmya dengan satu kata, maka gue akan bilang: YOLO.

9. Amélie
Gue kira filmnya bakal terlalu artsy dan ngebosenin, tapi ternyata gue salah. Emang sih artsy, tapi ceritanya cukup mudah dipahami, lucu dan menarik banget buat diikuti. Apalagi disini Audrey Tatou, sebagai Amélie, lagi cantik-cantiknya. Ceritanya tentu aja tentang Amélie, seorang gadis manis yang dari kecil sangat aktif berimajinasi dan menyukai hal-hal yang tampak sederhana. Setelah menolong seorang bapak menemukan kembali memori masa kecilnya, Amélie jadi pengen nolong banyak orang dan disinilah cerita sesungguhnya dimulai. Amélie berusaha memperbaiki kehidupan orang di sekitarnya; dari mulai rekan kerjanya, ayahnya, tetangganya, bahkan sampai akhirnya menolong dirinya sendiri. After taste film ini? Lo akan merasa sedang berada di Paris sore-sore, duduk di teras kafe sambil ngeliat pemandangan kota, ngeteh cantik dan makan macarons.

10. Mysterious Skin
Mysterious Skin bercerita tentang Neil McCormick (Joseph GantengGordon-Levitt), yang dari kecil udah gay, dan gedenya jadi gay prostitute, bahkan sukanya sama om-om. Di lain sisi, ada cowok cupu bernama Brian Lackey yang sangat terobsesi dengan alien karena di satu titik dalam masa kecilnya dia pernah kena amnesia, dan satu-satunya hal yang dia inget adalah dia diculik alien. Terus apa korelasinya kedua cowok ini? Kenapa Neil suka sama om-om? Kenapa Brian terobsesi sama alien? Nah, silahkan tonton sendiri filmnya yaa. Filmnya agak depressing, banyak drama dan adegan NSFW, jadi paling enak emang nonton sendiri. Tapi filmnya bagus kok apalagi kalo emang suka psychological drama, dan HELLOH SIAPA JUGA YANG NGGAK MAU LIAT JGL JAMAN MASIH CUPU DAN MENGGEMASKAN, TELANJANG?

11. Now You See Me
Wah gila bro, nggak usah basa-basilah, film ini bagus banget. Mindblowing. Empat orang pesulap jalanan ujug-ujug direkrut orang misterius buat jadi satu tim yang bernama The Four Horsemen yang kemudian punya acara TV sendiri. Belum jelas apa mau orang misterius ini, yang jelas The Four Horsemen harus mengikuti rencananya, meski akhirnya mereka jadi incaran polisi, agen FBI, detektif, bahkan seorang mantan pesulap yang pengen ngungkap rahasia trik sulap mereka. Bagian paling seru tentu dimana empat orang ini melakukan trik-trik cerdik buat melaksanakan rencana si orang misterius sekaligus menghalau orang-orang yang mengincar mereka. Kapan lagi liat Jesse Eisenberg jadi pesulap ganteng, Morgan Freeman dikadalin, dan Mark Ruffalo nggak jadi Hulk? Endingnya mungkin agak cheesy, tapi cukup bikin "HAH?" yang nonton kok hahaha.

12. Gravity
Waduh, yang ini baru anget banget gue tonton, beberapa jam sebelom bikin post ini lebih tepatnya. Film ini sederhana banget, survival movie macem Sanctum dan 127 Hours, yang ngambil setting di luar angkasa. Artisnya cuma dua (tapi senior), yaitu Sandra Bullock sebagai Dr. Ryan Stone dan George Clooney sebagai Matt Kowalski. Waktu lagi melakukan ekspedisi ke luar angkasa, pesawat induk mereka hancur kena terjangan puing-puing satelit hasil reaksi berantai. Akhirnya mereka berdua sebagai satu-satunya yang selamat, dengan oksigen dan bahan bakar yang sangat terbatas, komunikasi yang terputus, susahnya bergerak di gravitasi nol dan hujan puing-puing satelit yang datang menerjang tiap satu setengah jam sekali, harus berjuang buat menyelamatkan diri dan kembali ke bumi, yang tentunya nggak gampang dan penuh perjuangan menegangkan. Lo space (movie) junkie? Sangat disarankan nonton film ini, mau 3D ataupun nggak.

Okeeee itu tadi beberapa film yang belakangan ini baru gue tonton hehe. Maaf ya kalo reviewnya subjektif, yah syukur-syukur pada mau ikut nyoba nonton. Beberapa filmnya emang ada yang bikin tegang, bikin ketawa, bikin horny, bikin nangis, atau bikin mau mati. Mau nonton yang mana? Your call. :D

Wednesday, September 11, 2013

Twenty and Proud?

Hello guys!

It's been a century since the last time I updated this blog. Sorry for not updating in such a long period, it's not that I'm getting busy in my third year, I just feel uninspired and don't know what to write. But now I have a simple topic to write.

So what's the topic?

Uh, actually.. I had my 20th birthday on 9th September. (If you're still reading this, please stand up from your chair and give me a appreciation applause!)

Yeah. I've turned 20 and I don't want to hear any "tua" or similar words from you. It's kind of annoying even if I know that being a 20 years old is not old at all. Anyway, in case you didn't know, most Disney girls are turning insane once they reached their twenties. For example just look at Miley Cyrus or Britney Spears. Thank God I'm not a Disney girl (still have a chance to turn insane, though).

In Japan, you use 'hatachi' instead of 'ni juu sai' when saying someone is 20 years old. That's because 'hatachi' is the age when you become an adult in Japan. See? Being 20 years old, at least to some cultures, is that special. With this age, I can now attend certain concerts, go to certain places and drink some liquors (or do I have to be 21+? cmiiw). But I'm not interested in that certain concerts, places nor liquors. (If after reading the previous statement you're immediately judging me as a person with a very boring life, then I'm so sorry we cannot be friends.) The only thing that I'll encounter more often is this one word that has been bringing me to fear: RESPONSIBILITY.

I'm kinda allergic to it. But I'm fully aware that sooner or later I'll have to swallow a big load of it, whether I like it or not. I can't be a child or teen forever. This so-called responsibility comes in the form of final college assignments, job seeking, marriage, having child yadda yadda. I don't know, but thinking about it alone makes me want to cringe. Just.. Wish me a lot of luck, okay?

Now off to a lighter note. I would like to say thanks to my friends and family who has sent me lovely and funny birthday greetings :D I even received several drawings made by my friends for my birthday!

from Rizka Viramadhina aka Juki! The most accurate portrait, even to the bangs.

From Karina Riesling Zhang aka Ling! Most.. Handsome? XD

From Kathrinna Rakhmavika aka Nana! The cutest because of the cat ears yet the most inaccurate because my bangs doesn't split in half on a daily basis :P

From Dewi Septanty aka Dewi! The most heartwarming because I didn't expect her to draw me something and put an effort into it :)


Again, to those who has sent me greetings; THANK YOU VERY MUCH! Your greetings and prayers matter a lot to me!!!! I wish you guys all the good things as well :)

Speaking about twenty years old, even Kyary Pamyu Pamyu has a song to express how fun and important it is to be 'hatachi'.



P.S.: I'm still open to receive any (late) birthday presents. Feel free to give.

P.P.S.: If you're going to nagging me to treat you, refers to the P.S. and I'll consider it.