Friday, July 20, 2012

Quotes of the Day dan Beberapa Patah Kata

Ceritanya kemaren abis balik makan tiba-tiba nemu spanduk ini di deket kosan

"Jangan mau pacaran kalau tidak buat menikah"

Didedikasikan untuk kalian yang udah mendekati kepala dua tapi masih pacaran hanya untuk 'have fun'. :))

Dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang muslim! Mohon maaf lahir batin ya, maafin gue kalo ada salah baik yang disengaja maupun nggak. Semoga bulan Ramadhan kali ini membawa berkah bagi kita semua. Amin. :D

Thursday, July 19, 2012

Menggambar dan Menulis

Dibanding dengan hobi menggambar saya yang sudah muncul dari sejak saya TK, saya baru mulai hobi menulis kira-kira sekitar kelas 4 atau 5 SD. Semuanya berawal saat saya mulai berlangganan majalah Bobo (sebenarnya bukan saya yang minta, tapi orang tua yang tau-tau ngelangganin ini buat saya) dan saat saya mulai membaca novel-novel Goosebumps milik kakak saya yang jumlahnya banyaaak sekali. Setiap artikel majalah Bobo dan setiap novel Goosebumps yang kakak saya punya, semuanya saya baca habis. Belum puas, saya bahkan merambah ke jenis bacaan lain seperti majalah remaja semacam Kawanku atau Gadis, sampai majalah Femina milik mama saya (iya, saya sudah baca majalah Femina waktu SD dan rubrik Gado-gado adalah favorit saya) dan terkadang curi-curi baca novel mama yang isinya rata-rata misteri atau drama dan roman untuk dewasa. Lalu saya mulai suka menulis cerpen gara-gara hobi baca cerpen di majalah. Saya ingat betul, saat kelas 5 SD saya berhasil membuat cerpen pertama saya ala cerpen majalah remaja, judulnya Cinta Kilat. Sayang, buku notes tempat cerpen ini ditulis nggak tau kemana, padahal cerpen ini adalah semacam 'achievement' buat saya yang berhasil bikin cerpen dengan mulusnya waktu SD.

Masuk bangku SMP, saya berganti langganan majalah Kawanku gara-gara sempat ditertawai teman sekelas waktu ketauan masih langganan majalah Bobo di kelas 6. Anak jaman sekarang, masih SD aja udah langganan majalah Gadis. Saat itu frekuensi menulis saya makin sering, apalagi setelah kenal lebih banyak majalah remaja dan jenis buku. Bahkan di kelas 2 SMP, saya sempat bikin 'proyek' iseng kecil-kecilan bersama seorang sahabat saya, Luna, untuk membuat sebuah novel remaja. Novel remaja yang saya lupa judulnya ini bercerita tentang love life 5 siswi SMA yang bersahabat, dituturkan dari 5 sudut pandang yang berbeda dengan cerita yang bergantian di setiap babnya. Lucunya, isi cerita dalam novel ini berasal dari love life saya, Luna, dan 3 orang sahabat kami yang sudah banyak dirombak dan dikemas dengan classy ala cerpen di CosmoGirl!. Dulu, saking niatnya saya membuat novel ini, saya bahkan sempat mendesain sampul depan dan belakangnya. Sayang, belum sampai total 10 bab, 'proyek' ini mati gara-gara saya dan Luna malas melanjutkannya. :P (maklum, masih ABG labil)

Meski nggak berhasil bikin novel (yang saya yakin walau jadi pun nggak akan ada publisher yang mau nerima :P), saya berhasil bikin beberapa cerpen yang temanya masih sama, percintaan remaja. Saya sempat kepikiran untuk mengirimnya ke majalah lokal remaja, tapi nggak jadi-jadi akibat nggak pede duluan. Saya juga doyan curhat atau nulis jurnal karena dari SD memang sudah terbiasa menulis diary dan pengaruh baca Kambing Jantan-nya Raditya Dika yang kalo nggak salah waktu itu baru keluar tapi belum terkenal. Dan begitu punya handphone yang agak canggih ada fitur notes-nya, saya jadi suka curhat tentang apapun disitu, bukan di buku lagi. Walau nggak ada yang baca selain saya sendiri, tapi saya cukup puas. Puncaknya, waktu kelas 3 SMP, saya mendapat tugas akhir pelajaran TIK untuk membuat blog. Dan dari blog yang saya buat semata-mata untuk menambah nilai ini, akhirnya saya pakai terus sebagai sarana menulis dan curhat hingga sekarang, ya itulah blog yang sedang anda baca ini. :D

Nggak lama setelah masuk SMA, saya ganti langganan lagi jadi majalah CosmoGirl! karena dorongan kebutuhan akan kualitas dan majalah yang lebih 'berisi' serta cocok untuk usia saya. Walau di SMA saya jadi jarang bikin cerpen akibat seringnya writer's block dan kurang referensi (cerpen di CG! sangat sedikit dan terbitnya sebulan sekali, selain itu saya nggak suka beli novel remaja atau majalah remaja lain), tapi saya kenceng nulis di blog. Kalo lagi mood, seminggu bisa 3-4 kali posting, beda sama sekarang yang jadi makin jarang posting blog dan itupun ngepost kalo lagi mood banget dan ada bahan. Di SMA, bacaan saya juga mulai 'berisi', bukan cuma komik dan majalah atau bukunya Raditya Dika lagi, tapi novel tetralogi Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Waktu itu memang baru terkenal, dan ya, tetralogi Laskar Pelangi adalah novel non-horror pertama yang saya suka sampai sekarang, begitupun dengan bukunya Andrea Hirata yang lain.

Sedangkan mulai masuk kuliah, saya udah nggak langganan majalah apapun karena ngekos di Bandung dan entah kenapa jadi nggak tertarik lagi beli majalah (kecuali Animonster yang dari SMP kadang suka saya beli jika isi edisinya menarik dan lagi sama orangtua, mahal sih :P). Tapi saya masih suka beli buku non-fiksi humor semacam bukunya Raditya Dika atau Dr. Ferdiriva. Saya juga mulai menyukai buku sastra pop seperti bukunya Dewi Lestari (Dee). Pengen sih beli yang agak provokatif seperti bukunya Maesa Djenar Ayu, tapi kapan-kapan deh. Dan entah kenapa saya kurang suka sama buku non lokal walau novel Harry Potter yang populer sekalipun, atau bukunya Paul Coelho yang kata teman saya bagus (mungkin yang ini karena saya belom baca aja). Saya lebih suka beli novel atau buku lokal, paling buku non lokal yang pernah saya baca dan menurut saya lumayan adalah novel Perfume-nya Patrick Süskind yang ada filmnya itu dan novel Sherlock Holmes-nya Sir Arthur Conan Doyle yang memang seru karena saya pada dasarnya suka novel misteri. Oh ya, saya juga sempat khilaf beli novel Twilight saga, yang akhirnya saya stop baca di buku ketiga karena ceritanya yang makin lama makin cheesy dan menye.

Mungkin saya nggak sesering dulu dalam menulis, tapi tetap saja teman kuliah saya suka heran kalo ada tugas menulis entah itu bikin review, artikel, jurnal atau bahkan isi karya tulis, saya bisa selesai duluan. Dan daripada cerpen, sekarang saya lebih suka menulis panduan atau tips, kritik atau review dan curhat (teteup!). Oh ya, skill menulis ini juga sangat membantu lho kalo ujian essay.

Saking sukanya saya menulis, dulu waktu SMP saya sampai sempat bercita-cita menjadi seorang penulis bahkan script writer. Tapi karena saya dirasa lebih condong ke seni, akhirnya saya memutuskan untuk sekolah seni dan fokus di dunia gambar-menggambar. Cita-cita saya menjadi penulis tetap jadi opsi sampingan, sih. Yup, walau nggak punya prestasi ataupun pernah ikut lomba di bidang ini, saya masih ingin suatu saat nanti bisa menerbitkan buku dan/atau menjadi kontributor di sebuah majalah jika skill saya sudah cukup. :D

P.S: OOT dikit nih, tapi buat anak ITB yang masih nyari kosan ataupun mau pindah kosan, saya baru nemu artikel yang sangat membantu disini :D

Tuesday, July 10, 2012

Ketika ngidam sushi di Bandung.. [UPDATED]

Disclaimer: tulisan ini gue update/edit tanggal 8 Januari 2016. Beberapa tempat sushi yang tutup tidak gue hapus sebagai kenang-kenangan :-P

Sekarang, di Bandung udah banyak warung dan kedai yang menjual sushi dengan harga terjangkau. Gue yang notabene mahasiswi penggemar berat sushi pun tergoda buat nyobain satu-satu. Bertahun-tahun gue tinggal di Bandung, ada 6 tempat sushi murah yang udah gue coba, berhubung 6 tempat ini memang yang paling deket sama kosan dan kampus gue hehe. Yuk intip hasil kunjungan gue sejauh ini :D

(Maaf nih nggak ada foto, selain karena lupa gue juga kurang suka foto-foto makanan :P)

1. Sushi Kim
(Note: Beberapa bulan setelah gue bikin tulisan ini, gue nggak pernah lagi liat Sushi Kim dimanapun. Sampai 2015 pun nggak ada kabarnya, jadi maaf, udah pasti tutup.)
Sushi Kim yang dulunya berbentuk kedai ini, ternyata baru aja ganti tempat, sekarang mereka jualannya di mobil, tapi lokasinya masih sama di Dago Atas, disamping tempat yang ada Yomart-nya. Menu Sushi Kim emang masih sedikit, tapi dibanding warung atau kedai sushi lain yang gue coba, harga sushi disini terbilang cenderung lebih murah, dengan kisaran harga dari mulai IDR 8.000 sampai 28.000. Waktu kesini, gue mesen Red Devil (IDR 18.000) dan Sakura Roll (IDR 17.000). Red Devil isinya crab stick (kani) dan chicken katsu dan nasinya dibubuhi bubuk cabe yang pedes, kalo Sakura Roll isinya tuna, keju, dan kani salad. Pas sushinya dateng, gue agak kaget karena ternyata porsinya lebih kecil dari sushi biasanya. Jadi kalo mau kenyang silahkan pesen 2 atau 3 porsi, hehe. Nasinya juga agak lembek, kayaknya pake beras lokal deh. Tapi sepadan sih sama harganya yang murah walau rasanya nggak enak-enak banget. Yang unik di Sushi Kim adalah katanya untuk sausnya, mereka bikin sendiri. Oh ya, kalo mau kesini jangan siang-siang ya, soalnya mereka baru buka jam setengah 7 malem. Kata orangnya kalo mau dateng siang atau sore ke cabangnya aja yang di Tamansari, tapi gue sendiri belum tau dimana persisnya.

2. Sushi Boon
(Note: Cuma Sushi Boon yang harga dan menunya konsisten dari jaman gue pertama nulis ini sampe sekarang. Salut banget, makanya Sushi Boon sekarang jadi pilihan pertama gue kalo mau sushi murah. Tempatnya juga strategis dan gampang dicari.)
Kedai sushi yang satu ini berlokasi di parkiran Level factory outlet di Dago. Walau letaknya di parkiran dan berbentuk kedai kecil, Sushi Boon tempatnya lumayan agak luas, kalo nggak salah ada 9 meja (1 meja kira-kira muat 4 orang) dan satu bar (muat buat 5 atau 6 orang, lupa) yang langsung menghadap dapur dimana kita bisa ngeliat sushi kita dibuat. Gue pernah mesen Maguro Island (30k), Battousai Roll (17k), Godzilla (17k), New Yolk (18k), Craby Baby (18k), dan Spiky the Spicy (20k). Maguro Island adalah sushi roll yang isinya udang goreng dengan topping baked tuna. Battousai Roll isinya chicken katsu sama keju, cocok buat yang nggak terlalu suka sushi apalagi yang mentah. Godzilla isinya kayak Maguro Island tapi tanpa topping, cuma saus manis dan mayones. New Yolk adalah sushi roll goreng isi telur dadar tebal ala Jepang dan keju, jadi rasanya crunchy di luar dan manis-asinnya enak. Craby Baby sushi roll isi ikan dori, biasa banget nggak pake mayones atau saus-sausan, cuma samar-samar tobiko di nasinya, jadi kurang enak kalo nggak pake shoyu. Sedangkan Spiky the Spicy itu semacam maki yang dipotong melintang, isi salmon mateng dan timun (padahal masnya bilang nggak pake sayur, mana timunnya timun lokal lagi), lalu dibalut tepung tipis dan digoreng, dikasih spicy mayo (walau menunya ada simbol pedes tapi ternyata nggak pedes kok). Belom puas? Bisa pesen Sweetheart (IDR 17.000), yaitu 2 pcs nigiri sushi dengan topping baked salmon dan keju mozzarella leleh, dan sesuai nama serta deskripsi menunya, sushi yang satu ini rasanya 'melting' di mulut. Enak! Atau bisa pesen Salmon Maki (16k kalo nggak salah) buat yang kangen sushi mentah. Favorit gue kalo makan di sini itu Battousai Roll, Godzilla, New Yolk, sama Craby Baby. Sayang, varian menu sushi disini masih belum terlalu banyak. Tapi porsi di Sushi Boon cukup mengenyangkan lho, satu porsi isinya 8 pcs sushi yang ukurannya lumayan gede-gede, bisa dibilang paling gede dibanding 4 tempat sushi murah lain yang gue kunjungin. Range harga disini berkisar dari IDR 9.000 sampai 40.000. Buka dari jam setengah 2 siang sampe jam 9an malem. Yang gue sayangkan dari Sushi Boon adalah.. Shoyu-nya hambar! Gue curiga ini bukan shoyu tapi kecap asin lokal, soalnya warnanya juga agak transparan dan nggak pekat kayak shoyu yang buat sushi. Coba diganti deh, pasti juara. Nasinya juga rada hambar sih untuk ukuran sushi, tapi ada harga ada rasa sih ya. Untuk faktor kecap asin dan nasi ini, gue sarankan minta mayones lagi atau pesen varian sushi yang ada mayones-nya biar rasanya cukup ketolong.

3. Sushi Baa
(Note: Awal tahun 2014 ini gue liat Sushi Baa udah nggak ada, diganti sama tempat makan lain. So I guess they're closed for good. :()
Nggak jauh dari Sushi Boon, ada lagi kedai sushi murah yaitu Sushi Baa. Lokasinya di parkiran Jetset factory outlet. Kisaran harga disini mulai dari IDR 7.000 sampai 35.000. Varian sushinya lumayan banyak, dan uniknya disini hampir semua sushinya fushion banget karena pake bahan yang nggak biasa jadi isian sushi, dari mulai paprika, kulit gyoza, kulit ayam yang crunchy, cashew nut sampe apel dan mangga! Nah, cocok banget buat kamu yang suka dengan rasa sushi yang unik. Buat yang suka sushi mentah biasa tenang aja, karena disini tetap ada sushi nigiri, maki, temaki, sashimi dan gunkan. Favorit gue disini adalah Caesar Roll (IDR 23.000) yang isinya ebi (walau nggak berasa ebinya, gue curiga cuma di tulisan doang), maguro dan baked mozzarella. Gue juga suka mesen Dynamite Roll (IDR 16.000), yang isiannya nggak se-wah namanya, cuma chicken teriyaki, keju dan kyuri (timun Jepang). Kalo nggak salah Sushi Baa waktu bukanya dari jam 10 pagi sampe jam setengah 10 malem. Sayang, kedai ini tempatnya cukup sempit (tempatnya memanjang dan cuma ada empat meja kayu, satu meja bundar berpayung dan dua seat di minibar yang berhadapan langsung dengan dapur) dan nasi sushi disini make beras lokal, jadi agak lembek.

4. Sushi Origami
(Note: Sekarang harga Sushi Origami udah naik banget, naiknya bisa sampe 5000an bahkan. Harganya sekarang nggak jauh beda sama Sushi Den sama Sushi Tora walau masih tetep lebih murah.)
Selanjutnya ada Sushi Origami, yang letaknya di pinggir jalan antara depan parkiran SR ITB dan Warung Pasta. Ada juga cabang lain di Gelap Nyawang dan belakang Borromeus kalo nggak salah. Gue suka Sushi Origami karena varian sushinya yang banyak dan rasanya yang nggak kalah enak sama restoran sushi. Apalagi letaknya deket masih di lingkungan kampus gue, jadi kalo abis kuliah atau ada acara di kampus dan ngidam sushi, gue bisa langsung makan siang atau ngemil sore disini. Sushi yang pernah gue pesen adalah Philadelpia Roll (28k kalo nggak salah) yang berisi potongan salmon dan cream cheese (mungkin sekarang diganti jadi keju lembar, udah lama nggak mesen itu), Crispy Mentai (28k) yang berisi tanuki (semacam krenyes-krenyes tepung sisaan tempura gitu), cream cheese, dan kyuri, atasnya dikasih mayo yang di-torch, lalu ada juga yang isinya persis Crispy Mentai but instead of topping mayo yang di-torch, ini toppingnya salmon mentah yang dibalur sambel, harganya pun sama. Ada juga Kanimayo Roll (kalo nggak salah namanya gitu), lupa harganya berapa sekarang, yaitu sushi roll yang nasinya ditempelin tobiko, isinya cacahan kani stick yang dicampur mayo. Enak, manis dan agak krenyes kena tobiko-nya. Favorit gue sih Assorted Sushi (38k), yaitu semacam bento set yang isinya salad, 8 pcs salmon maki, dan 4 pcs nigiri; biasanya sih 2 salmon nigiri, 1 tuna nigiri, sama 1 ebi nigiri. Untuk harga segitu, worth it banget bisa dapet banyak. Yang nggak suka sushi nggak usah khawatir, karena selain sushi, disini juga jual beberapa macam donburi dan ramen yang sama enaknya. Favorit gue adalah Chicken Katsu Curry Rice (25-35K, lupa) yaitu nasi kare dengan chicken katsu, wortel, kentang, dan bawang bombay, juga Chicken Katsudon (sekitar 25k kali ya sekarang), yaitu nasi dengan lauk chicken katsu yang dimasak dengan telur dan bawang bombay lalu disajikan di mangkok, rasanya manis-asin. Range makanannya dari 6.000an sampai 100.000an (kalo nggak salah ini party set sushi buat 2 orang). Oh ya disini dapet free hot ocha lho. Lucunya, Sushi Origami nggak jualan di mobil biasa, tapi di mobil bak yang disulap jadi warung. Untuk weekdays, Sushi Origami buka dari jam 10an pagi sampe jam 8an malem sedangkan weekend jam 6 pagi sampe jam 11 malem. Maaf ya kalo jam bukanya nggak akurat.

5. Sushi Den
(Note: ternyata harga Sushi Den juga naik, dan naiknya sampe 10.000. Mungkin wajar, soalnya terakhir gue kesana itu tahun 2012.)
Well, yang ini emang agak beda dari 4 tempat diatas dari segi lokasi, tempat, varian dan harga. Sushi Den yang letaknya agak jauh ini (di Jl. Hariang Banga no. 8, nggak jauh dari Balubur) nggak berbentuk kedai kecil ataupun warung mobil, melainkan restoran. Gue baru beberapa kesini dan mesen sushi yang namanya Naruto dan Bushido, dua-duanya IDR 25.000 (sekarang jadi 30.000an kayaknya) isi 8 pcs. Naruto ini agak unik karena merupakan sushi isi salmon dan crabstick (kani) yang disiram mayones dan ditaruh diatas hot plate, jadinya sushi ini setengah matang dan lumayan panas. Hati-hati makannya, jangan kayak gue sampe lidah agak kebakar gara-gara main lahap hehe. Sedangkan Bushido adalah sushi fushion biasa yang isinya ayam cincang berbumbu pedas (yang emang beneran pedessss rasanya) dengan mozzarella panggang. Selain sushi, Sushi Den juga menyediakan menu yang banyaaaak banget variannya dari mulai makanan berat sampe makanan ringan, dari mulai yang standar kayak donburi sampe puding labu khas Jepang. Minumannya juga banyak. Meski dibilang tempat sushi murah, Sushi Den tergolong lebih mahal dari tempat sushi murah sejenis, kalo mau makan disini harus merogoh kocek lebih, range harga minuman dan makanannya IDR 3.000-60.000an. Tapi emang dimana ada kualitas, disitu ada harga hehe. Buka dari jam 11 pagi sampe 10 malem, mulai jam 1 siang kalo bulan puasa.

6. Sushi Tora
Kalo mau jalan agak jauh dikit, bisa coba Sushi Tora. Sushi Tora ini letaknya di dalem Riau Junction, di lantai 1 kalo nggak salah. Tempatnya asik dan bersih, bentuknya restoran gitu, ada bar yang ngadep jendela, ada juga meja yang ngelilingin kaca. Buat sushi kita boleh mesen dulu atau boleh langsung ngambil sushi kotakan yang dipajang di etalase kalo emang mau cepet atau mau dibawa pulang hehe. Range harga makanan dan minumannya sekitar IDR 5.000-40.000an, belom termasuk pajak 10% tapi. Jam buka sama tutupnya gue nggak tau, tapi palingan bareng sama Riau Junction-nya. Kunjungan gue kesini bisa dihitung jari, mungkin 2-3 kali. Dulu gue mesen Mini Moriawase (bener nggak ya namanya) dan Salmon Sushi Hako, yang harganya sama-sama IDR 27.000 (taun 2015 gue cek yang moriawase jadi IDR 35.000, kemungkinan Sushi Hako juga naik jadi segituan). Yang moriawase isinya 5 pcs nigiri sushi; salmon, tuna, tamago (telor), ebi (udang), dan kani (crab stick). Tapi berhubung pas gue kesana tuna-nya lagi abis jadi diganti salmon. Rasanya endeus banget, topping nigiri-nya lembut dan fresh, nggak susah makannya. Sayang porsinya agak kecil kalo dibandingin sama nigiri sushi yang pernah gue coba di tempat lain huhu. Salmon Sushi Hako juga enaaaaak, itu kayak nasi dibentuk kotak yang dikasih toping jejeran baked salmon dan melted cheese. Serius deh, pas dimakan salmon-nya kayak meleleh gitu sama kejunya, yummy! Yang nggak gue suka cuma satu: nasi yang dipake disini kurang nempel dan gampang ancur, jadi begitu gue makan pake sumpit atau kena shoyu langsung berantakan sushi-nya :( apalagi Sushi Hako yang makannya harus dipotong dulu pake sumpit, duh langsung berantakan nasinya. Di Sushi Tora ini ada sushi otentik sama fushion sushi, tapi kayaknya nggak ada yang digoreng deh. Bahannya juga fresh-fresh banget, semoga nasinya bakal diganti ya.

7. Bar Time and Sushi
Berhubung udah lama banget nggak kesini, jadi gue kasih review singkat dan seingetnya aja ya, maaf bangetttt. Yang pasti ini harus masuk list sushi murah di Bandung. Lokasinya kalo nggak salah di deket Lapangan Gasibu arah Jl. Trunojoyo, dia bentuknya food truck gitu tapi ada tenda, meja, dan kursi. Terakhir gue makan disana, harganya sih lebih mahal dari Sushi Origami, tapi mungkin sekarang sama atau bisa jadi lebih murah. Dulu gue pesen semacam sushi bento box yang isinya 4 pcs nigiri sushi dan (kalo nggak salah) 6 pcs maki sushi. Nigiri sushi-nya bulky sekali, nasinya padat, gede, dan bentuknya rada ngotak, tapi ukuran neta-nya (topping-nya) segitu-gitu aja, dulu baked salmon nigiri yang gue dapet dari sushi box-nya rada tipis malah, jadi nggak kerasa. Dan gue pribadi kurang suka karena shari-nya (nasinya) rada hambar. Karena banyak dan hambar, rasa shari-nya jadi nutupin rasa neta-nya. Sayang banget, mungkin rasio shari dan neta bisa diperbaiki lagi, atau kalo mau sih shari-nya aja yang dijadiin antara lebih asem atau lebih manis. Oh ya, soal menu nggak cuma sushi kok, ada juga ramen, donburi, dan bento-bento-an.

Nah, segitu dulu review gue. Semoga berguna buat pecinta sushi yang pengen sushi murah di Bandung. Kapan-kapan kalo gue nyoba tempat baru, gue update deh hehehe. Selamat berburu sushi murah dan enak!