Thursday, July 19, 2012

Menggambar dan Menulis

Dibanding dengan hobi menggambar saya yang sudah muncul dari sejak saya TK, saya baru mulai hobi menulis kira-kira sekitar kelas 4 atau 5 SD. Semuanya berawal saat saya mulai berlangganan majalah Bobo (sebenarnya bukan saya yang minta, tapi orang tua yang tau-tau ngelangganin ini buat saya) dan saat saya mulai membaca novel-novel Goosebumps milik kakak saya yang jumlahnya banyaaak sekali. Setiap artikel majalah Bobo dan setiap novel Goosebumps yang kakak saya punya, semuanya saya baca habis. Belum puas, saya bahkan merambah ke jenis bacaan lain seperti majalah remaja semacam Kawanku atau Gadis, sampai majalah Femina milik mama saya (iya, saya sudah baca majalah Femina waktu SD dan rubrik Gado-gado adalah favorit saya) dan terkadang curi-curi baca novel mama yang isinya rata-rata misteri atau drama dan roman untuk dewasa. Lalu saya mulai suka menulis cerpen gara-gara hobi baca cerpen di majalah. Saya ingat betul, saat kelas 5 SD saya berhasil membuat cerpen pertama saya ala cerpen majalah remaja, judulnya Cinta Kilat. Sayang, buku notes tempat cerpen ini ditulis nggak tau kemana, padahal cerpen ini adalah semacam 'achievement' buat saya yang berhasil bikin cerpen dengan mulusnya waktu SD.

Masuk bangku SMP, saya berganti langganan majalah Kawanku gara-gara sempat ditertawai teman sekelas waktu ketauan masih langganan majalah Bobo di kelas 6. Anak jaman sekarang, masih SD aja udah langganan majalah Gadis. Saat itu frekuensi menulis saya makin sering, apalagi setelah kenal lebih banyak majalah remaja dan jenis buku. Bahkan di kelas 2 SMP, saya sempat bikin 'proyek' iseng kecil-kecilan bersama seorang sahabat saya, Luna, untuk membuat sebuah novel remaja. Novel remaja yang saya lupa judulnya ini bercerita tentang love life 5 siswi SMA yang bersahabat, dituturkan dari 5 sudut pandang yang berbeda dengan cerita yang bergantian di setiap babnya. Lucunya, isi cerita dalam novel ini berasal dari love life saya, Luna, dan 3 orang sahabat kami yang sudah banyak dirombak dan dikemas dengan classy ala cerpen di CosmoGirl!. Dulu, saking niatnya saya membuat novel ini, saya bahkan sempat mendesain sampul depan dan belakangnya. Sayang, belum sampai total 10 bab, 'proyek' ini mati gara-gara saya dan Luna malas melanjutkannya. :P (maklum, masih ABG labil)

Meski nggak berhasil bikin novel (yang saya yakin walau jadi pun nggak akan ada publisher yang mau nerima :P), saya berhasil bikin beberapa cerpen yang temanya masih sama, percintaan remaja. Saya sempat kepikiran untuk mengirimnya ke majalah lokal remaja, tapi nggak jadi-jadi akibat nggak pede duluan. Saya juga doyan curhat atau nulis jurnal karena dari SD memang sudah terbiasa menulis diary dan pengaruh baca Kambing Jantan-nya Raditya Dika yang kalo nggak salah waktu itu baru keluar tapi belum terkenal. Dan begitu punya handphone yang agak canggih ada fitur notes-nya, saya jadi suka curhat tentang apapun disitu, bukan di buku lagi. Walau nggak ada yang baca selain saya sendiri, tapi saya cukup puas. Puncaknya, waktu kelas 3 SMP, saya mendapat tugas akhir pelajaran TIK untuk membuat blog. Dan dari blog yang saya buat semata-mata untuk menambah nilai ini, akhirnya saya pakai terus sebagai sarana menulis dan curhat hingga sekarang, ya itulah blog yang sedang anda baca ini. :D

Nggak lama setelah masuk SMA, saya ganti langganan lagi jadi majalah CosmoGirl! karena dorongan kebutuhan akan kualitas dan majalah yang lebih 'berisi' serta cocok untuk usia saya. Walau di SMA saya jadi jarang bikin cerpen akibat seringnya writer's block dan kurang referensi (cerpen di CG! sangat sedikit dan terbitnya sebulan sekali, selain itu saya nggak suka beli novel remaja atau majalah remaja lain), tapi saya kenceng nulis di blog. Kalo lagi mood, seminggu bisa 3-4 kali posting, beda sama sekarang yang jadi makin jarang posting blog dan itupun ngepost kalo lagi mood banget dan ada bahan. Di SMA, bacaan saya juga mulai 'berisi', bukan cuma komik dan majalah atau bukunya Raditya Dika lagi, tapi novel tetralogi Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Waktu itu memang baru terkenal, dan ya, tetralogi Laskar Pelangi adalah novel non-horror pertama yang saya suka sampai sekarang, begitupun dengan bukunya Andrea Hirata yang lain.

Sedangkan mulai masuk kuliah, saya udah nggak langganan majalah apapun karena ngekos di Bandung dan entah kenapa jadi nggak tertarik lagi beli majalah (kecuali Animonster yang dari SMP kadang suka saya beli jika isi edisinya menarik dan lagi sama orangtua, mahal sih :P). Tapi saya masih suka beli buku non-fiksi humor semacam bukunya Raditya Dika atau Dr. Ferdiriva. Saya juga mulai menyukai buku sastra pop seperti bukunya Dewi Lestari (Dee). Pengen sih beli yang agak provokatif seperti bukunya Maesa Djenar Ayu, tapi kapan-kapan deh. Dan entah kenapa saya kurang suka sama buku non lokal walau novel Harry Potter yang populer sekalipun, atau bukunya Paul Coelho yang kata teman saya bagus (mungkin yang ini karena saya belom baca aja). Saya lebih suka beli novel atau buku lokal, paling buku non lokal yang pernah saya baca dan menurut saya lumayan adalah novel Perfume-nya Patrick Süskind yang ada filmnya itu dan novel Sherlock Holmes-nya Sir Arthur Conan Doyle yang memang seru karena saya pada dasarnya suka novel misteri. Oh ya, saya juga sempat khilaf beli novel Twilight saga, yang akhirnya saya stop baca di buku ketiga karena ceritanya yang makin lama makin cheesy dan menye.

Mungkin saya nggak sesering dulu dalam menulis, tapi tetap saja teman kuliah saya suka heran kalo ada tugas menulis entah itu bikin review, artikel, jurnal atau bahkan isi karya tulis, saya bisa selesai duluan. Dan daripada cerpen, sekarang saya lebih suka menulis panduan atau tips, kritik atau review dan curhat (teteup!). Oh ya, skill menulis ini juga sangat membantu lho kalo ujian essay.

Saking sukanya saya menulis, dulu waktu SMP saya sampai sempat bercita-cita menjadi seorang penulis bahkan script writer. Tapi karena saya dirasa lebih condong ke seni, akhirnya saya memutuskan untuk sekolah seni dan fokus di dunia gambar-menggambar. Cita-cita saya menjadi penulis tetap jadi opsi sampingan, sih. Yup, walau nggak punya prestasi ataupun pernah ikut lomba di bidang ini, saya masih ingin suatu saat nanti bisa menerbitkan buku dan/atau menjadi kontributor di sebuah majalah jika skill saya sudah cukup. :D

P.S: OOT dikit nih, tapi buat anak ITB yang masih nyari kosan ataupun mau pindah kosan, saya baru nemu artikel yang sangat membantu disini :D

No comments: