"baru kali ini lah saya dapet berita kalo ada senior yang menghalangi juniornya mengenal tentang kampus mereka sendiri. sukur sukur dapet junior yang lebih peka keadaan dan urgensi sekitar dibanding angkatan sebelumnya, kenapa malah disuruh masuk tempurung kelapa? mau terus terusan jadi jago kandang? trus himpunan yang mau cair mau dihidupkan kembali gimana mau maju kalo atasannya aja gitu. gimana dianggap anak tiri kalo kalian terus-terusan menganaktirikan diri sampe generasi selanjutnya? bilangnya gak dianggep sama pusat taunya kalian yang gak bisa menyanggupi kalo diajak. salah sendiri lah makanya gak dianggep. kalian berharap punya anak yang lebih baik dari kalian sedangkan cara membesarkan anak kalian aja dengan mindset apatis kalian? serius lah mas mbak! jangan ogah mikir rasional mentang mentang jago pake otak kanan!"
And I was like, wow. Akhirnya ada yang sependapat sama kayak gue. Suara gue terwakilkan sudah. Selama ini pengen ngepost yang kurang lebih intinya sama kayak gitu, tapi selalu nggak jadi karena bingung gimana ngomongnya. Well. Sepertinya itu cukup menggambarkan keadaan sekarang. Sering banget ada kasusnya. Biarlah gue ngepost ginian di blog yang bisa dibaca bebas sama publik, toh rasanya ini udah rahasia umum. Ya syukur-syukur Alhamdulillah ada yang ngerasa trus mau berubah. Berkarya sampe mampus boleh, tapi inget, saat ini kita ada di mana? Di kampus. Yang isinya bukan orang-orang kita aja. Dulu gue kira selama ini kita yang dianaktirikan, tapi makin kesini gue makin sadar kalo justru kita yang mengekslusifkan diri. Kita mungkin emang beda sama tetangga-tetangga lain yang notabene manusia-manusia otak kiri, tapi inget, ada yang mereka bisa dan kita nggak bisa, begitupun sebaliknya. Tampil beda boleh, tapi nggak usah sok superior atau eksklusif. Kita semua sama kok kedudukannya. Dan rasanya nggak ada salahnya kita care sedikit sama sekitar, sama pusat. Kalo nggak bisa atau nggak mau berkontribusi apa-apa, at least show some respect lah. Dan jangan apatis-apatis banget. Nggak bakal bikin lo mati juga kan. Oke oke? Maaf lho kalo ada yang nggak setuju atau tersinggung sama postingan ini, yah namanya juga opini seorang mahasiswi tingkat dua yang bukan siapa-siapa.
No comments:
Post a Comment